blank
H+4 Lebaran, pengamanan tidak hanya di jalan raya jalur tengah Cepu-Blora-Semarang. Stasiun kereta api di Blora, antara lain Stasiun Cepu, juga dalam pengamanan Kepolisian. Foto : Wahono

 

BLORA – Masuk H+4 Lebaran atau Sabtu (8/6), arus lalu-lintas balik di jalur tengah Cepu-Blora-Semarang ramai, lancar, dan  merayap di sejumlah titik, dengan didominasi kendaraan bermotor pelat hitam (pribadi).

Pantauan suarabaru.id, sejak Lebaran Pertama hingga H+4 Lebaran, suasana Blora terang- benderang, tidak ada gangguan listrik, dan tidak ada kejadian kejahatan yang menonjol.

“Kamtibmas Lebaran sampai H+4, kondusif, aman, dan lancar, tidak ada kejadian menonjol,” tandas Kapolres Blora AKBP Antonius Anang saat memantau jalaur Syawalan Blora-Rembang.

Jalan nasional dan jalan provinsi di wilayah Blora sejak Lebaran terlihat cukup padat. Hanya masih sering terjadi gangguan lalin macet merayap lumayan panjang di Ketapang Kecamatan Cepu, Blora.

“Jumlah kendaraan memang meningkat, di kawasan Ketapang atau pintu masuk keluar Jateng ke Jatim di Cepu,” jelasnya.

Situasi kondusif di kabupaten paling timur di Provinsi Jateng ini, tidak lain berkat  kesigapan jajaran Polres Blora didukung anggota TNI Kodim dan institusi terkait, tambah Kapolres Blora.

Bangjo Wirosari

Pada H+4, polisi tetap rajin mengatur dan mengamankan padatnya lalu lintas di jalur tengah, antara lain kepadatan lalin di depan Pasar Ngawen, Pasar Kunduran, dan Jepon

Demikian juga dengan jalur lingkar luar Cepu-Randublatung nyambung Kuwu-Wirosari, juga cukup ramai, padat dan lancar.

Meski aman dan kondusif, Kapolres  AKBP Antonius Anang menginstruksikan agar jajarannya untuk tetap fokus dalam pengamanan jalan raya, asset-aset negara, dan pusat keramaian massa.

Sementara itu sejak H-3 hingga H+4 Lebaran, titik kemacetan arus mudik dan balik di jalur tengah terparah terjadi di traffic light (bangjo) perempatan Wirosari, Grobogan, kendaraan sering macet mengular merayap pelan hingga 1,5 km.

“Simpul macet parah karena bangjo Wirosari hijaunya hanya beberapa detik, merahnya 90 detik sehingga kendaraan menumpuk dari barat dan timur,” ungkap Hadiyanto (47), warga Wirosari.

Menurut Hadiyanto, kondisi yang sama juga terjadi pada Lebaran tahun lalu, warga sudah memberi masukan ke Dinas Perhubungan Grobogan, namun belum ada respons penaguran timer bangjo tersebut.

suarabaru.id/Wahono