blank
Penyerahan santunan langsung oleh Bupati Kudus

KUDUS – Takbir keliling merupakan kegiatan rutin yang ada tiap malam H-1 lebaran. Hampir tiap masjid dan musala di desa-desa mengadakan kegiatan itu untuk menyambut Idul Fitri dengan sukacita. Namun nahas bagi dua orang warga Dukuh Buloh, Desa Puyoh, Kec. Dawe yang meninggal akibat kecelakaan ketika menonton takbir keliling, Selasa malam (4/6). Mendengar kabar tersebut, Bupati Kudus H.M. Tamzil langsung menyerahkan santunan kematian kepada kedua ahli waris pada pagi harinya, Rabu (5/6).

Kejadian tersebut bermula ketika Siswanto warga RT 5/7 dan M. Bayu K warga RT 4/8 sedang menonton takbir keliling di jalan dekat rumahnya. Akibat mobil yang beriringan dan jalan tanjakan, sebuah truk pengangkut sound sistem berjalan mundur dan seketika itu menghantam pohon. Truk yang kehilangan keseimbangan pun akhirnya ambruk ke samping, sehingga menimpa kedua korban tersebut. Warga di sekitar lokasi kejadian berupaya menolong korban, namun apa daya keduanya tak dapat diselamatkan lagi.

Bupati Kudus H.M. Tamzil mendengar kabar tersebut dari Polres Kudus serta laporan masyarakat, pagi harinya turut melayat. Ia didampingi Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kudus Lutful Hakim juga menyerahkan santunan kematian sebesar 2,5 juta rupiah kepada masing-masing ahli waris. Atas nama Pemkab Kudus, H.M. Tamzil menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap musibah yang menimpa dua warganya.

blank
Bupati Kudus ikut hadir saat pemakaman

“Saya turut berduka dan juga berbelasungkawa kepada keluarga korban. Semoga keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dalam menghadapi ujian terberat. Hari ini saya memberi santunan kematian sebagai bentuk belasungkawa kepada almarhum warga Puyoh yang tadi malam terjadi musibah yang melibatkan kendaraan pada waktu takbir keliling di Desa Puyoh,” tuturnya.

Santunan tersebut diserahkan kepada ahli waris Musyafaah (Istri Siswanto), dan Suyono (Kakek dari M. Bayu). Siswanto meninggalkan seorang istri dan dua orang putri, yang masih balita dan SMA. Sedangkan M. Bayu merupakan anak yatim yang baru lulus MI, ia meninggalkan satu saudara kandung dan Ibu. Kepada keluarga yang ditinggalkan, H.M. Tamzil berpesan untuk sabar karena pada hakikatnya setiap kejadian ada hikmahnya.

“Saya yakin semua ini ada hikmahnya, walau kita belum tau. Memang kita manusia biasa hanya bisa pasrah kepada Allah SWT,” ujarnya.

Tak lupa, ia juga berpesan kepada masyarakat untuk lebih waspada dan hati-hati dalam segala kegiatan yang melibatkan kendaraan bermotor. “Saya kira kedepan kita lebih hati-hati lagi. Namanya masyarakat memang harus dibimbing supaya lebih hati-hati dalam berkegiatan terutama melibatkan kendaraan bermotor dalam jumlah banyak. Kemarin, sudah saya sampaikan supaya hati-hati dan tidak menggunakan kendaraan berat. Lebih bagus takbiran di musala dan masjid, tapi memang kalau masyarakat mau mensyiarkan lewat kendaraan, kendaraan yang memang layak,” pungkasnya. (Suarabaru.id)

blank