blank

Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng, Jumari, sampaikan kotbah Idul Fitri 1440 H. (Foto SB/Tuhu)

 

 

MUNTILAN – Masyarakat jangan mudah percaya dan tergesa-gesa menyebarkan setiap informasi yang diterima, khususnya melalui media sosial. Masyarakat harus membiasakan diri untuk selektif dan kritis.

“Carilah kebenaran bukan pembenaran,” kata Jumari, Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng, Rabu (5/6), yang menjadi khotib Sholat Idul Fitri di Lapangan Pemda, di Muntilan.

Ia mengingatkan, menyebarkan berita atau informasi bohong dan tidak benar, itu, membahayakan. Lebih – lebih kalau yang melakukannya para pemimpin dan penguasa.

Pemimpin dan penguasa adalah figur yang akan menentukan perjalanan kehidupan umat dan masyarakat yang dipimpinnya, serta menjadi panutan. Oleh karenanya, diperlukan sikap hati – hati.

Sikap selektif dan kritis terhadap perkembangan informasi tersebut, menjadi syarat bagi terbentuknya masyarakat yang harmonis dan berkemajuan.

Syarat lainnya, sering melakukan instropeksi diri dan hindari kebiasaan mengolok – olok atau mengejek pihak lain, serta jangan berburuk sangka.

“Setiap hadirnya  Idul Fitri, diharapkan mampu dijadikan momentum untuk introspeksi dan memperbaiki diri dalam segala bidang kehidupan,” tutur Jumari yang juga Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Magelang.

Ia mengatakan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada semakin banyaknya pilihan dan alternatif bagi masyarakat, dalam memperoleh informasi dari sumber yang beragam.

Konsekuensi dari banyaknya informasi yang diterima tersebut, salah satunya adalah ketika masyarakat tidak selektif, dan kehilangan daya kritisnya, maka dapat menjadi ancaman bagi proses pembangunan karakter dan peradaban umat dan bangsa.

Ancaman tersebut hendaknya diantisipasi dengan senantiasa menumbuhkan sikap selektif dan kritis terhadap setiap informasi yang diterima.

Menurut dia, Islam memerintahkan umatnya agar senantiasa teliti terhadap setiap informasi, sebagaimana Surah Al- Hujurat Ayat 6. Teliti kebenarannya, agar tidak mencelakakan. Karena kebodohan (kecerobahan) akan berujung sesal. (Suarabaru.id/Tuhu Prihantoro).