blank
Pejabat Plt Kepala Dinkes Kabupaten Blora, Lilik Hernanto, S.Km, M.Kes. Foto : Wahono

BLORA –  Kabupaten Blora aman dari penularan virus cacar monyet. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk melakukan cegah dini, menjaga perilaku hidup bersih serta lingkungan yang sehat.

“Benar, sejauh ini Blora aman dari virus cacar monyet,” kata pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Lilik Hernanto,  minggu (19/5).

Menurutnya, cara mudah dan sederhana untuk menghidari penularan virus, antara lain dengan perilaku hidup bersih serta sehat melalui cucu tangan pakai sabun.

Selain itu, biasakan memakai masker penutup mulut di ruang-ruang publik, dan segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan jika merasa demam, suhu tubuh panas dan ruam-ruam di sekujur tubuh.

Dijelaskan, pemerintah Indonesia sudah mengantisipasi dan mengawasi beberapa lokasi seperti di bandara serta pelabuhan terhadap para tamu dan penumpang dari luar negeri.

Menurut Lilik, gejala awal cacar monyet muncul antara satu hingga tiga hari, diawali penderita mengalami demam dan ruam-ruam di sekujur tubuh.

“Ruam-ruam, biasnaya muncul dari wajah menjalar ke bagian tubuh lain,” beber Lilik Hernanto saat olahraga sore di kompleks Stadion Kridosono, Kota Blora.

Penyakit Zoonotic

Ditambahkan, ruam kemudian berkembang dari maculopapules (lesi dengan bentuk rata) menjadi vesicles (benjolan kecil dan padat), bintik-bintik, hingga menjadi lapisan kulit kering.

“Cacar monyet,  adalah penyakit zoonotic atau penyakit yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya,” tambahnya.

Sedangkan virus cacar tersebut, kebanyakan ditransmisikan ke manusia melalui berbagai jenis satwa liar seperti primata (monyet), rodents tetapi penyebaran dari manusia ke manusia masih terbatas.

Gejala cacar monyet, kata Lilik, mirip dengan smallpox yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot dan berlanjut dengan benjolan kecil di seluruh tubuh.

Penularan cacar monyet terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, kulit dan cutaneus lesion dari satwa yang terinfeksi atau melalui orang yang berhubungan langsung dengan monyet.

“Bisa juga mengonsumsi daging satwa terinfeksi. Tetapi tidak dimasak dengan baik,” jelas Plt Kepala Dinkes Blora.

Selain itu, tambahnya lagi, melalui kontak langsung dengan penderita yang terkena pada saluran pernafasan, kulit yang mengandung cairan cacar atau cairan lain dari pasien.

Pencegahan cacar monyet yang bisa dilakukan yaitu menghindari kontak dengan primata terinfeksi, serta membatasi paparan langsung terhadap darah dan daging yang tidak dimasak dengan baik.

Cara lain, membatasi kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi harus dihindari, kata Lilik Hernanto.

Pencegahan lain, memakai sarung tangan, dan pakaian pelindung lainnya saat menangani hewan yang terinfeksi atau merawat orang sakit, pesannya.

suarabaru.id/Wahono