blank
Dengarkan Tausiyah : Para pasien dan santri Ponpes Darul Kailani sedang mendengarkan tausiyah yang disampaikan sang kyai sesaat sebelum berbuka puasa bersama. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN – Sesuatu yang istimewa terlihat pada saat para pasien pengidap gangguan jiwa berbuka puasa bersama para santri. Momen tersebut terlihat di Pondok Pesantren Darul Kailani, Desa Plosorejo, Kecamatan Tawangharjo beberapa waktu lalu.

Di ponpes asuhan Kyai Ahmad Khaeroni ini, rata-rata pasien gangguan jiwa tersebut 75 persen sembuh berbaur bersama para santri tanpa membedakan kondisi masing-masing. Bahkan, mereka kompak saat pembagian makan dan minum menjelang buka puasa.

Sebelum berbuka, mereka duduk bersama mendengarkan ceramah yang disampaikan sang Kyai.  Di momen tersebut, mereka terlihat khusyuk mendengarkan tausiyah tersebut.

Saat waktu berbuka puasa tiba, para santri dan pasien gangguan jiwa ini dibagi menjadi beberapa kelompok. Kemudian, masing-masing kelompok mendapatkan tampah besar berisi nasi, sayur dan lauk. Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan kudapan dan minuman segar sebagai makanan pembuka.

Kyai Roni sapaan akrab Kyai Ahmad Khaeroni mengatakan pihaknya tidak membedakan antara santri dan pasien gangguan jiwa. Di samping itu, beberapa pasien diantaranya sudah memiliki tingkat kesembuhan sebanyak 75 persen dan pengawasannya diserahkan kepada santri. Umumnya, para pasien tersebut berasal dari dalam maupun luar Grobogan. Bahkan, ada beberapa dari luar Pulau Jawa.

“Pasien gangguan jiwa ini umumnya diantar keluarga karena mereka depresi akibat berbagai macam masalah seperti depresi tidak punya pekerjaan atau bisnis yang gagal bahkan ada yang depresi karena permasalahan keluarga,” ujar pria yang akrab disapa Kyai Roni ini.

blank
Sederhana : Dalam buka puasa, mereka makan dengan menu yang sederhana dan dimakan secara bersama-sama dalam satu tampah besar. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan ponpes tersebut saat bulan Ramadan. Foto : Hana Eswe.

Di tengah suasana buka puasa tersebut, seorang pasien bernama Nasirzl mengungkapkan rasa senangnya dapat berbuka puasa bersama. Meski makan dengan lauk pauk yang seadanya, ia dan teman-temannya bersyukur dapat berkumpul dalam kegiatan ini.

“Rasanya senang bisa pengajian dan buka puasa bersama teman-teman,” ujarnya.

Kegiatan buka puasa bersama yang unik ini memang jadi agenda rutin setiap bulan Ramadan di ponpes ini. Aneka jenis makanan dan kudapan menu buka puasa selalu disiapkan pengelola setiap harinya.

suarabaru.id/Hana Eswe.