blank
Harga bawang putih di pasar tradisional di Kota Salatiga melonjak drastis meski Ramadan baru berjalam dua hari, Selasa (7/5) siang. Foto : Erna

 

SALATIGA – Harga bawang putih kating di sejumlah pasar tradisional di tingkat pengecer di Kota Salatiga mendekati angkat Rp 70 ribu per kikogram. Salah satu jenis bahan palawija ini, bahkan tiap hari khsususnya beberapa hari Ramadan 1440 Hijriah berjalan di pasar tradisional Salatiga melonjak tajam dari harga sebelumnya.  Bahkan kondisi tersebut juga berimbas terhadap beberapa kebutuhan pokok lainnya.

Harga ini, melonjak drastis dari hari pertama Ramadan yang saat itu baru Rp 50 ribu – Rp 60 ribu kilogramnya. Bawang putih kating punya bentuk yang lebih besar, lebih padat dan lebih wangi dibanding bawang putih lainnya, yang membuat harganya juga lebih mahal dibanding bawang lainnya. Sedangkan, untuk bawang putih utuh biasa berkisaran Rp 50 ribu per kilogram.

Harga yang terbilang masih stabil, adalah bawang merah yakni Rp 30 ribu kilogram perkilogram. Asnimar, seorang pedagang di Pasar Raya Salatiga menuturkan melonjaknya harga bawang putih kating disebabkan permintaan yang tinggi di saat bulan Ramadan. “Terutama, warung makan siap saja yang diburu saat berbuka puasa atau pun sahur,” ungkapnya.

Namun, kemungkinan naik juga disebabkan harga tengkulak sudah tinggi. “Dari tengkulak saja sudah tinggi. Untung paling cuma sedikit kita menjual lagi,” paparnya.

Melonjaknya harga bawang putih cukup merepotkan ibu rumah tangga serta para pemilik warung makan. Rata-rata, pemilik rumah makan terpaksa tetap membeli meski harga melambung dikarenakan tak ingin konsumen terutama meraka yang telah menjadi pelanggan ‘kabur’.

“Dari pada pelanggan kabur karena rasa masakan tak enak, ya terpaksa tetap membeli meski harga mendekati Rp 100 ribu,” imbuhnya.

Sementara, di siang tadi tim gabungan menggelar Operasi Pangan Cek Perkembangan Harga, di sejumlah pasar tradisional di Kota Salatiga.

Tim terdiri dari Reskrim Polres Salatiga bersama Satpol PP dan Dinas Perdagangan Kota Salatiga secara acak memantau sejumlah harga-harga kebutuhan pokok.

Suarabaru.id/erna