blank
Polres Wonosobo di awal bulan ramadan menggerlar acara Forum Silaturrahmi Kamtibmas Usai Pemilu 2019 di Mapolres setempat, Senin (5/6). Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Sat Binmas Polres Wonosobo menggelar acara Forum Silaturahmi Kamtibmas bersama jajaram Forkompinda, ulama, tokoh masyarakat, partai politik dan saksi pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam pemilu serentak, di Ruang Rapat Polres Wonosobo, Senin (6/5).

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Wonosobo Ir Agus Subagiyo MSi, Pasiops Kodim 0707 Kapten Sarwiyono, Ketua MUI Wonosobo Dr KH Muchotob Hamzah MM, sesepuh Muhammadiyah KH Soleh Yahya, Ketua FKUB Zaenal Sukawi, Ketua Bawaslu Sumali Ibnu Chamid, Komisioner KPU, perwakilan partai politik dan organisasi pemuda.

Wakil Bupati Agus Subagiyo menyampaikan apresiasi kepada jajaran Polres Wonosobo yang pada awal bulan ramadan telah melaksanakan forum silaturahmi Kamtibmas paska pemilu 2019. Jajaran TNI-Polri telah mengawal pemilu dengan baik sehingga wonosobo tetap aman serta kondusif tanpa adanya gangguan apa pun.

“Saya atas nama pribadi maupun Pemkab Wonosobo berterimakasih karena Kamtibmas di Wonosobo paska pesta demokrasi tetap adem ayem. Itu semua tentu tak terlepas dari kerjasama yang baik antara unsur Forkompinda dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, peserta pemilu dan penyelenggara pemilu,” katanya.

Kapolres Wonosobo AKBP Abdul Waras SIK mengajak semua elemen masyarakat selesai pemilu untuk merekatkan kembali kesatuan dan persatuan serta selalu menjalin tali silaturahmi. Karena dengan kondisi Wonosobo tetap aman dan damai setelah pesta demokrasi masyarakat bisa melakukan aktifitas kembali secara normal.

“Alhamdulillah pelaksanaan pemilu telah berjalan kondusif. Kondisi aman tersebut harus tetap terus dijaga. Di awal bulan ramadan ini, tali silaturahmi antar elemen masyarakat semakin direkatkan sehingga ke depan situasi Kamtibmas tetap terjaga dengan baik. Semua pihak harus bisa menerima hasil pemilu yang sudah berjalan adil, jujur dan demokratis,” paparnya.

Menyinggung masalah isu people power, Kapolres menganggap sudah selesai karena masyarakat sudah menggunakan hak pilihnya dengan baik. Bergerak bersama-sama untuk mensukseskan pemilu serentak. Proses pemilu  sudah hampir selesai dang tinggal menunggu hasilnya. Masyarakat diharapkan bisa menerima hasil pemilu siapa pun yang terpilih nanti.

“Kalau ada masalah terkait dengan pemilu, sudah ada lembaga berwenang yang berhak menangani sesuai dengan koridor hukum yang berlaku. Karena Indonesia merupakan negara hukum, semua pihak harus mau menaati dan tunduk kepada ketentuan hukum yang ada. Tidak ada salah satu pihak pun yang kebal terhadap hukum”, katanya.

Sesepuh Muhamadiyah Wonosobo KH Soleh Yahya menyampaikan terima kasih pada jajaran Polres Wonosobo yang telah mengadakan forum silaturahmi Kamtibmas usai Pemilu 2019. Pihaknya berharap partai politik ikut menjaga situasi dan kondisi daerah Wonosobo yang aman dan kondusif. Sebab partai politik membawa peran penting dalam pemerintahan di semua level, dari pusat hingga daerah.

“Mari saling bersyukur karena ada Pancasila yang meski Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, antar golongan dan agama, negara dalam kondisi bersatu. Rakyat saling bahu membahu menjaga empat pilar negara, yakni, Pancasila, NKRI, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika tetap kokoh berdiri”, sebutnya.

Ketua MUI Wonosobo Dr Muchotob Hamzah MM menyampaikan sistem khilafah sebenarnya sesuai dengan keadaan waktu itu, yakni zaman perang, sehingga sistem tersebut yang menjadi patokan. Zaman khilafah sesuai dengan eranya di masa lalu. Jika sistem tersebut dipakai di masa sekarang di Indonesia, jelas sudah tidak cocok lagi.

“Zaman sekarang jika tetap memakai sistem khilafah maka akan ditentang seluruh tokoh agama. Khilafah merupakan sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Orang yang memimpinnya disebut khalifah, dapat juga disebut imam atau Amirul Mukminin,” bebernya.

Misalnya ketika Khalifahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sambung Rektor UNSIQ tersebut, beliau dikenal dengan sebutan Khalifatu Ar-Rasulillah (penggantinya Nabi Muhammad). Ketika Khalifah Umar bin Khattab beliau disebut Amirul Mukminin (pemimpinnya orang beriman) dan ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib beliau disebut Imam Ali.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka