blank
Bupati Kudus HM Tamzil saat menabuh bedug Dandangan sebagai tanda masuknya bulan Ramadan. foto: Suarabaru.id/

KUDUS – Tabuhan bedug yang dilakukan Bupati Kudus HM Tamzil di alun-alun pada Minggu (5/5) petang menandai awal bulan suci Ramadan. Tabuhan bedug tersebut merupakan bagian dari visualisasi tradisi Dandangan yang rutin digelar masyarakat Kudus tiap tahunnya guna menyambut kedatangan bulan puasa.

Dihadiri oleh segenap tamu undangan dan ratusan masyarakat Kudus, visualisasi dandangan pada tahun ini lebih sederhana dari tahun kemarin. Namun demikian, kemeriahan tetap terasa dengan ditampilkannya berbagai pertunjukan seperti iring-iringan terbang papat dan tari Gusjigang dari Sanggar Tari Puring Sari, yang menjadi sajian pembuka.

Yang cukup istimewa pada tahun ini hadir pula penyanyi kawakan, Arie Koesmiran yang turut andil menghibur masyarakat Kudus dengan suara merdunya.

Puncaknnya, sajian teatrikal Visualisasi Dandhangan yang diperagakan oleh teater Jangkar Bumi dan Ligan Culture Comunnity, bawa masyarakat menuju meriahnya dandangan di masa lampau. Tepuk tangan yang meriah pun akhiri penutupan teater.

Bupati Kudus, HM Tamzil yang hadir dalam kesempatan tersebut mengajak masyarakat untuk berbahagia menyambut datangnya bulan ramadhan. Selain itu, pihaknya mengharapkan masyarakatnya untuk lebih memaknai apa itu bulan Ramadan. “Ramadan itu bulan yang suci ,” terusnya.

Tamzil menambahkan, Ramadan adalah bulan penuh berkah dan penuh pahala. Karena itu pihaknya meminta masyarakat Kudus untuk lebih dalam beribadah. Masjid yang penuh jamaah saat bulan Ramadan besok juga diharapkan terjadi. Tak hanya minggu pertama saja, tapi sampai minggu terakhir Ramadan.

“Jangan hanya bukber dan belanja saja yang ditambah, ibadah juga ditambah,” ucapnya.

Terakhir, Tamzil berharap semoga Ramadan tahun ini bisa membawwa berkah bagi semua lapisan masyarakat di Kudus. Hingga bersama-sama bisa menyambut Idul Fitri di 30 hari yang akan datang. “Semoga kita bisa menjumpai Hari Kemenangan bersama-sama,” tandasnya.

blank
Salah satu pertunjukkan seni yang memvisualisasikan tradisi Dandangan Kudus.foto: Suarabaru.id/

Plt Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus Rahmah Hariyanti menyatakan, tradisi Dandangan sudah jadi bagian dari masyarakat Kudus. Melalui dandangan, masyarakat Kota Kretek bisa mengekspresikan kegembiraannya guna sambut datangnya bulan suci Ramadan.

“Dandangan tak bisa dilepaskan dari masyarakat Kudus,” lanjutnya.

Tradisi Dandangan berawal dari kebiasaan masyarakat di masa Sunan Kudus. Dimana tiap menjelang bulan Ramadan, masyarakat dari berbagai penjuru berkumpul di Masjid Menara untuk menyaksikan pemukulan beduk oleh Sunan Kudus.

“Suara tabuhan beduk yang berbunyi dhang-dhang-dhang inilah yang kemudian dinamakan Dandangan,” terang Rahmah.

Suarabaru.id/Tm

Baca juga: Razia Jelang Ramadan, Puluhan Pasangan Mesum Terciduk