blank
Ketua DPRD PDIP Salatiga sambil mengibarkan bendera diatas mobil bak terbuka merayakan kemenangan PDIP bersama massa PDIP Salatiga, Jumat (3/5). Foto : Ernawaty

SALATIGA – Ratusan massa PDIP Salatiga berkumpul di titik temu merah-merah tepat di depan Gedung DPRD Salatiga, Jumat (3/5) siang. Massa yang dipimpin langsung Ketua DPC PDIP Salatiga sekaligus Ketua DPRD Teddy Sulistio itu, kompak bergerak memerahkan sejumlah ruas jalan protokol Kota Salatiga.

Sementara di tempat terpisah, KPU Salatiga sejak pagi hingga siang ini masih menggelar Rapat Pleno rekapitulasi surat suara Tingkat Kota Salatiga, di Kayu Arum Resort and Spa, Salatiga. Usai berkeliling sejumlah ruas Kota Salatiga, Teddy dan rombongan menggelar doa bersama di tepat di bawa patung Bung Karno, di Halaman Pendopo Bung Karno,l Komplek DPRD, Salatiga.

Kepada wartawan, Teddy Sulistiyo menandaskan pihaknya memiliki alasan sendiri mengapa aksi memerahkan Salatiga tetap terlaksana meski sempat ada imbauan dari pihak keamanan untuk tidak menggelar aksi konvoi di jalan.

“Kami capek ditekan-tekan. Ini pesta rakyat. Kalau ada yang mau cari gara-gara silakan tangkal saja. Yang jelas kami merayakan kemenangan jago kami,” kata Teddy Sulistio disela-sela aksinya di atas mobil bak terbuka.

Ia menyebutkan, apa yang dikehendaki sejumlah pihak agar tidak ada aksi konvoi dinilainya terlalu over. Apalagi, ia menyebut aksi memerahkan Salatiga berlangsung damai. “Mosok, sambil nyanyi Hallo-hallo Bandung juga dilarang. Yang betul saja. Kalau mereka menggelar aksi tidak masalah, kok kalau kami dilarang-larang,” ungkapnya, tak secara gamblang menyebutkan siapa yang ia maksud dengan “mereka”.

Terkait perolehan suara, PDIP Salatiga berhasil meraih kursi terbanyak yang 8 kursi. Meksi secara kursi kalah, namun ia berdalih secara ideologi PDIP Salatiga menang.

“Perolehan kursi kami sama dengan sebelumnya delapan kursi. Tapi ada kenaikan yakni dari 33 ribu suara dalam Pemilu sebelumnya, sekarang menjadi 39 ribu suara,” sebutnya.

Saat ditanya, apa yang menyebabkan target tidak tercapai Teddy menyebut sistem Pemilu yang berbeda.

suara baru.id/Erna