blank
 Wali Kota Salatiga, Yuliyanto SE MM saat Pelantikan Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota Salatiga periode 2019-2021 dan Workshop Pasar Modal Syariah, di Ruang Kaloka Gedung Setda Lantai 4, Jl Sukowati 51, Salatiga, akhir pekan lalu. Foto : Ernawaty

SALATIGA – Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (PD MES) Kota Salatiga mampu menjadi pendorong pembangunan fisik dan sumber daya manusia di Kota Salatiga.

Harapan ini, diutarakan Walikota Salatiga, Yuliyanto SE MM saat Pelantikan Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota Salatiga periode 2019-2021 dan Workshop Pasar Modal Syariah, di Ruang Kaloka Gedung Setda Lantai 4, Jl Sukowati 51, Salatiga, akhir pekan lalu.

Turut hadir dalam pelantikan itu, Wakil Walikota Muh Haris, Pengurus Wilayah MES Jawa Tengah, Rahmad Dwi Syahputra Pengurus MES Provinsi Jawa Tengah dan Ketua Umum Pengurus Daerah MES Salatiga.

Wali Kota mengungkapan, program MES Jawa Tengah yang bisa disinergikan dengan MES Daerah meliputi Sharia Economic Forum Discussion, bekerjasama dengan Bank Indonesia, OJK dan  lembaga keuangan syariah serta institusi syariah lainnya di Jawa Tengah.

“Sehingga, kepada Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (PD MES) Kota Salatiga dapat menjadi motor pengembangan platform lembaga keuangan mikro syariah berbasis pemuda, mahasiswa dan pesantren,” kata Wali Kota.

Selain itu, PD MES Kota Salatiga juga dapat menjadi teladan bagi usaha percepatan pengembangan serta penerapan sistem ekonomi dan etika bisnis islami. “Saya berharap sinergitas antara MES dan Pemerintah Kota Salatiga dapat terjalin baik,” tandasnya.

Sementara, Pengurus Wilayah MES Jawa Tengah, Rahmad Dwi Syaputra memaparkan, Pengurus Daerah MES Salatiga merupakan PD MES yang ke 8 setelah MES Solo Raya, MES Banyumas Raya, MES Kudus, MES Pekalongan, MES Rembang, MES Pati, MES Tegal  dan akan menyusun MES Daerah lainya di Jawa Tengah.

“Inisiasi di tahun 2019 adalah MES daerah Magelang. Dimana, program MES Jawa Tengah yang bisa disinergikan dengan MES Daerah meliputi Sharia Economic Forum Discussion, bekerjasama dengan Bank Indonesia, OJK dan  lembaga keuangan syariah serta institusi syariah lainnya di Jawa Tengah,” paparnya.

Kegiatan bisa dilakukan dalam bentuk talkshow, seminar, diskusi terbatas,Focus Group Discussion (FGD), membahas isu-isu terkini terkait dengan perkembangan ekonomi, keuangan dan lembaga keuangan syariah.

MES harus bisa bersinergi dengan program-program Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi syariah, antara lain program pemberdayaan kemandirian Pondok Pesantren dengan mendorong terbentuknya unit-unit usaha Ponpes, Linked Program menghubungkan unit usaha Ponpes dengan UMKM maupun dengan klaster pertanian/peternakan

“Juga pembentukan Forum Bisnis Ponpes, Panti Asuhan, UMKM, dan klaster-klaster binaan KPW BI Jateng, serta Pelatihan dan pendampingan branding, packaging dan sertifikasi halal,” ungkap Rahmad Dwi Syaputra.

Lebih jauh, Rahmad berharap kepada pengurus baru untuk secara berkesinambungan, melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang ekonomi syariah kepada seluruh lapisan masyarakat, dalam rangka membumikan ekonomi syariah.

Juga untuk meningkatkan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan ekonomi syariah dalam rangka memberi peran dan penguatan terhadap tumbuh kembang industri syariah, baik yang bergerak di bidang lembaga keuangan syariah, perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, wisata syariah, rumah sakit syariah dan industri halal lainya di Jawa Tengah.

Selanjutnya, diharapkan PD MES dapat menjembatani kepentingan para pengusaha muslim, baik yang tergabung dalam asosiasi maupun mandiri.

“Serta kepentingan masyarakat muslim baik secara komunitas maupun kelompok, masyarakat maupun perorangan, dalam peningkatan pengetahuan, skill dan sikapentrepreneurship melalui program sekolah kewirausahaan bagi calon wirausaha muslim dan wirausaha baru, bekerjasama dengan organisasi pengusaha, baik Kadin, Hipmi maupun Pemerintah Daerah, serta mampu memfasilitasi pendirian unit usaha atau unit produksi yang diinisiasi oleh pengusaha muslim di Jawa Tengah,” imbuhnya.

Suarabaru.id/rna