blank
Sejumlah pemateri menyampaikan penjelasan dalam kegiatan bedah buku "Catatan di Balik Dinding Kampus " Karya Wahyu Syaefulloh di Kantor Arpusda Kota Tegal. Foto : SuaraBaru.id/Hoed

TEGAL- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Sidji Jenar Cabang Tegal menggelar kegiatan bedah buku dan pengembangan literasi di Kantor Arpusda Kota Tegal, Sabtu (13/4). Kegiatan tersebut diikuti sekitar 60 peserta dan sebagai pemateri bedah buku “Catatan di Balik Dinding Kampus ” Karya Wahyu Syaefulloh yaitu, Maestro Budayawan, Atmo Tan Sidik, Mantan Rektor UPS dan Wakil Wali Kota Tegal, Dr Maufur, mantan Aktivis 98, Bambang Siregar dan mantan wartawan Kompas, Siwi Nurbiajanti.

Menurut Ketua Panitia, Erwin, peserta kegiatan berasal dari berbagai kalangan mahasiswa, seperti BEM dan OKP sebanyak 60 orang. “Kegiatan ini digelar sebagai ajang silaturahmi mahasiswa agar gerakan-gerakan mahasiswa lebih dinamis dan giat dalam pengembangan literasi,” katanya.

Sementara itu, penulis buku Wahyu Syaefulloh mengatakan, dalam isi buku tersebut merupakan bagian dari refleksi mahasiswa saat ini yang minim dalam kegiatan-kegiatan peningkatan intelektualitas, kurangnya minat berorganisasi, pergerakan yang kurang teritegrasi, perjuangan politik mahasiswa yang belum terarah secara nasional. ” Buku ini hadir untuk membaca historis gerakan dan merefleksikan kita semua sebagai mahasiswa yang kurang meminati organisasi, kurang terintegrasi dalam gerakan, mengotak-ngotakan mahasiswa, dan kurangnya peran mahsiswa dalam perjuangan politik saat ini,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, pemateri bedah buku, Siwi Nurbiajanti mengimbau agar mahasiswa jangan membuang kesempatan dan jangan sebatas menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja. Sedangkan, pemateri Bambang Siregar menyatakan, perubahan yang terjadi di era sekarang semestiya mahasiswa bisa menemukan format baru untuk membuat gerakan yang mungkin meninggalkan gerakan pola-pola lama. “Seharusnya mahasiswa mampu membuat gerakan-gerakan baru, karena zaman sudah berbeda, yaitu lebih pendekatan dengan dialogis,” tegasnya.

Sementara Dr Maufur menyatakan, mahasiswa agar lebih giat dalam minat bacanya dan dibudayakan untuk lebih giat menulis. Jika ingin disegani hari ini harus dimulai dengan membaca dan menulis. Maestro Budaya, Atmo Tan Sidik menambahkan, mahasiswa yang menjadi insan akademis seharusnya membentuk lingkungan sebagai kawah candradimuka, harapannya yang lulus nanti memiliki otot kawat balung wesi, yang seimbang antara pengetahuan dan lakunya.(SuaraBaru.id/Hoed)