blank
Korban meninggal Fatur Rahman (15), tengah dievakuasi oleh Tim Sar Gabungan dari puncak Gunung Sumbing Kalikajar Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Empat pendaki Gunung Sumbing yang mengalami hipotermia (panas suhu tubuh menurun drastis akibat suhu dingin). Salah satu pendaki bernama Fatur Rohman (15), meninggal dunia, setelah mengalami kritis beberapa saat sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Korban meninggal merupakan remaja asal Kelurahan Kambowa Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Utara. Sedang tiga rekan korban yakni, Disa (16), Wildan (17) dan Sultan (16) asal Jawa Timur nyawanya bisa tertolong.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat itu korban melakukan pendakian bersama tiga rekannya melalui jalur Basecamp Garung Desa Butuh Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Korban dan tiga rekannya diketahui melakukan pendakian pada Jumat (5/4) pukul 15.50 WIB.

Kepala Basarnas Jawa Tengah, Aris Sofingi Minggu (7/4) mengatakan kondisi cuaca diduga sedang tidak bersahabat saat korban melakukan pendakian. Karena suhu di puncak Gunung Sumbing saat itu, terasa dingin sekali.

“Jadi keempat pendaki tersebut mengalami hipotermia yang mengakibatkan salah satu dari mereka meninggal dunia. Kami mendapatkan informasi pukul 11.30 WIB, dari rekan SAR Kalikajar Wonosobo kalau ada pendaki yang mengalami hipotermia,” ungkapnya.

Atas laporan itu, pihaknya langsung memberangkatkan tim untuk melakukan evakuasi bersama tim SAR Gabungan. Pada pukul 15.30 WIB, Tim SAR akhirnya berhasil mencapai posisi tiga pendaki yakni Dias, Wildan dan Sultan yang mengalami hipotermia.

Ketiga pendaki tersebut berada di atas pos tiga, tepatnya di Watu Pestan. Ketiganya kemudian diberi penghangat dan dievakuasi menuju Basecamp Garung. Ketiganya tampak menggigil kedinginan dan tubuhnya lemas.

“Lalu Tim SAR melanjutkan pencarian seorang pendaki lainnya. Akhirnya pada pukul 17.00 WIB, Fatur Rahman berhasil ditemukan dalam kondisi telah meninggal. Korban ditemukan di bawah Puncak Rajawali di ketinggian 3.371 meter dari permukaan laut (mdpl).

Anak Camat

Disebutkan Aris, Tim SAR Gabungan yang melakukan evakuasi korban terdiri dari SAR Wonosobo, Koramil Kalikajar, Polsek Kalikajar, BPBD Wonosobo, Stickpala Garung, Grasindo Kledung, Pajero Wonosobo, Skydoors dan Sarda Jawa Tengah.

“Pada tanggal 9 April 2019 mendatang, korban genap berusia 16 tahun. Korban meninggal dunia, diduga akibat hipotermia. Korban berhasil dibawa ke Basecamp Garung pukul 18.55 WIB dan langsung dibawa ke RSUD Wonosobo untuk pemeriksaan lebih lanjut,” tuturnya.

Pendakian Fatur Rohman (15), remaja asal Kelurahan Kambowa Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Utara ke Gunung Sumbing rupanya menjadi pendakian terakhir dirinya.

Alam Sumbing menjadi saksi bisu, seorang anak Camat Kambowa Kabupaten Buton Utara itu mencoba bertahan hidup dari hawa dingin ditubuhnya akibat udara dingin, sebelum genap berusia 16 tahun pada tanggal 9 April 2019 mendatang.

Aris Sofingi mengungkapkan, Tim SAR Gabungan berhasil mencapai posisi tiga pendaki yakni Dias (16) dari Surabaya, Wildan (17) dari Sidoarjo dan Sultan (16) dari Surabaya, yang mengalami hipotermia tersebut di atas pos tiga, tepatnya di Watu Pestan. Korban sehari-hari tinggal dengan saudaranya di Jombang, Jawa Timur, ditemukan di bawah Puncak Rajawali di ketinggian 3.371 meter dari permukaan laut (mdpl).

Korban meninggal sudah diambil oleh keluarganya dari RSUD Setjonegoro Wonosobo untuk dibawa pulang dan dimakamkan ditempat kelahirannya Kelurahan Kambowa Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Utara.

Sementara tiga korban selamat, setelah mendapatkan perawatan intensif medis kondisinya semakin membaik dan diperbolehkan pulang ke tempat asalnya masing-masing. Ketiga korban selain mengalami kedinginan juga tampak kelelahan saat akan menuju puncak Gunung Sumbing.

Kondisi puncak Gunung Sumbing belakangan ini sering tidak bersahabat. Sebab acap turun hujan dan kondisi cuaca berubah-ubah. Belum lama ini, juga ditemukan korban tanpa identitas meninggal dunia di puncak gunung yang sering dikunjungi pendaki dari berbagai daerah itu.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka