blank
Kapolres Wonosobo AKBP Abdul Waras SIK ketika memberikan sambutan dalam acara "Forum Silaturrahmi Kamtibmas" yang dihelat Mapolres setempat di Ball Room Hotel Surya Asia. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Semua pihak di Wonosobo mengharapkan pelaksanaan pemilu serentak yang akan berlangsung pada 17 April 2019 mendatang bisa berjalan aman, damai dan bermartabat. Pemilu yang berjalan aman, damai dan bermartabat menunjukan jika pesta demokrasi itu semakin berkualitas.

Harapan tersebut mengemuka dalam acara “Forum Silaturrahmi Kamtibmas (FSK) Polres Wonosobo Bersama Tokoh Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Tomas) dan Tokoh Daerah (Toda) Kabupaten Wonosobo”, yang digelar Mapolres Wonosobo di Ball Room Hotel Surya Asia, setempat, Kamis (4/4).

Selain dihadiri Kapolres AKBP Abdul Waras SIK, FSK juga mendatangkan Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Fauzan Fadli SE, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Dr H Zaenal Sukawi MA, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Drs H Bambang Wen MM dan Ketua Tanfidziyah PCNU Dr KH Ngarifin Shidiq Alh MPdI.

Acara yang bertema “Melalui Forum Silaturrahmi Kamtibmas Kita Wujudkan Pileg dan Pilpres yang Aman dan Kondusif di Wonosobo”, ini diikuti sekitar 150 peserta. Mereka terdiri perwakilan organisasi masyarakat, organisasi agama, tokoh masyarakat, tokoh daerah, perwakilan pemuda dan perempuan yang ada di Wonosobo.

Kapolres AKBP Abdul Waras SIK mengatakan dalam waktu tak lama lagi hajatan politik berupa pesta demokrasi akan segera digelar secara serentak di Indonesia. Pemilu berasas langsung, umum, bebas, rahasia (luber) serta jujur dan adil (jurdil) tersebut akan memilih calon anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan Capres dan Cawapres.

“Semua elemen masyarakat mendambakan pemilu berjalan aman, damai dan bermartabat. Peserta pemilu baik caleg, calon DPD dan Capres-Cawapres boleh berkompetisi tapi harus dalam koridor demokrasi yang menjunjung tinggi asas kejujuran dan keadilan. Setiap kompetisi pasti meniscayakan ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang”, katanya.

Dalam setiap pelaksanaan pemilu, imbuhnya, anggota TNI-Polri selalu berperan mengawal pelaksanaan pesta demokrasi agar berjalan aman, damai dan sukses tanpa ekses. Namun demikian, aparat keamanan tidak bisa bekerja sendiri, tapi perlu memohon bantuan segedap elemen masyarakat untuk bisa menjaga pemilu berjalan aman, lancar dan sukses.

“TNI-Polri tentu tidak bisa  sendiri dalam mengawal pemilu 2019 berjalan aman dan damai. Aparat keamanan membutuhkan bantuan dan peran serta seluruh elemen masyarakat di Wonosobo untuk bahu-membahu mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Masing-masih pihak harus saling menghargai dan mempererat tali silaturrahmi,” pintanya.

Beda Itu Indah

Sementara itu, Dandim 0707/ Wonosobo Letkol CZI Fauzan Fadli SE mengatakan perbedaan pilihan dalam pemilu merupakan sebuah keniscayaan. Karena pemilu diikuti oleh banyak caleg dan partai politik. Jangan sampai perbedaan pilihan dalam pemilu menjadikan warga terpecah-belah. Persatuan dan kesatuan terkoyak. Perbedaan itu indah jika disikapi secara bijak dan dewasa.

“Beda pilihan dalam pemilu itu sesuatu yang wajar. Namun jangan sampai hanya gara-gara beda pilihan dalam politik membuat warga terpecah belah dan persatuan serta kesatuan bangsa terganggu. Setelah pemilu usai hendaknya warga kembali hidup rukun dan damai. Calon anggota legislatif dan eksekutif juga harus bisa menyejahterakan rakyatnya,” tandas dia.

Ketua FKUB yang juga Wakil Rektor I Universitas Sains Al Qur’an (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo Dr H Zaenal Sukawi MA mengajak semua pihak di Wonosobo menjelang pemilu serentak ini senantiasa membangun tali silaturahmi antar umat beragama dan antar elemen masyarakat sehingga suasana Kamtibmas selalu kondusif dan tidak terjadi hal yang bisa memecah belah masyarakat.

“Dalam UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu sudah jelas diatur pemilu harus berjalan aman, damai dan demokratis. Baik peserta pemilu maupun masyarakat pemilih harus bersikap cerdas dan dewasa dalam mensikapi situasi yang ada menjelang pelaksanaan pemilu serentak yang akan berlangsung 17 April 2019 mendatang,” paparnya.

Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Drs H Bambang Wen, MM menyampaikan pemilu merupakan sarana demokratis untuk menyampaikan aspirasi rakyat dalam membentuk sistem pemerintahan legitimated dan berkedaulatan rakyat. Pemilu merupakan prosedur demokrasi untuk memilih pemimpin di negeri ini.

“Menjelang pemilu ini banyak sekali berita hoax atau kabar bohong dan ujaran kebencian yang tersebar di media sosial. Masyarakat harus lebih dewasa dalam menghadapi situasi seperti itu. Kondisi Kamtibmas juga harus selalu dijaga dengan baik. Siskampling perlu terus digalakan karena waktu pelaksanaan pesta demokrasi kian dekat,” sarannya.

Ketua Tanfidziyah PCNU Wonosobo Dr KH Ngarifin Shidiq Alh M PdI mengatakan Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa. Walaupun berbeda-beda suku, agama dan antar golongan, namun tetap harus satu. Demikian pula dalam pemilu ada banyak partai dan caleg, pilihan politik boleh beda tapi persatuan dan kesatuan warga harus dijaga.  “Jangan sampai warga terprovokasi informasi atau berita yang tidak benar terkait pemilu serentak ini. Warganet dan kaum milenial harus bijak dalam menggunakan media sosial. Di era revolusi 4.0 generasi muda harus lebih cerdas dan demokratis dalam mensikapi situasi yang ada. Mari ciptakan pemilu di Wonosobo bermartabat dan berakhlak,” pungkasnya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka