blank
endangkalan di muara Kali Bacin dekat Pelabuhan Kota Tegal kini semakin parah. Foto : SuaraBaru.id/Hoed

TEGAL- Pendangkalan dua muara sungai di Kota Tegal yang selama ini sering dijadikan sebagai tempat berlabuh kapal nelayan semakin parah. Karena itu, nelayan berharap Pemkot Tegal segera melakukan pengerukan, sehingga kapal nelayan mudah berlabuh maupun berangkat melaut.

Menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Tegal, Riswanto, sejumlah nelayan memang memilih berlabuh di luar kawasan pelabuhan seperti di Kali Bacin. Namun, sedimentasi di lokasi itu cukup tinggi dan membuat sungai menjadi dangkal. “Kondisi ini menyulitkan nelayan terutama saat air laut surut. Kami berharap ada pengerukan segera, termasuk di muara Kali Sibelis,” katanya.

Selain itu, nelayan juga berharap perbaikan akses jalan menuju perairan Muarareja. Sebab, kondisinya memprihatinkan terutama saat hujan dan rob. “Saat ini nelayan yang akan berangkat ke laut tidak bisa langsung membawa perbekalan ke kapalnya. Harus dilangsir dulu, sehingga menambah biaya yang harus dikeluarkan,” ujarnya.

Terkait hal itu, sebelumnya sejumlah anggota DPRD Kota Tegal juga meminta kepada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah untuk mencarikan solusi guna mengatasi pendangkalan pelabuhan yang selama ini masih sering dikeluhkan para nelayan. Sebab, akibat terjadinya pendangkalan aktifitas kapal para nelayan sering terhambat.

Wakil Ketua Komisi III DPRD, Sutari menyampaikan, selain di Pelabuhan TPI Jongor, pengerukan juga perlu dilakukan di Pelabuhan Pelindo dan Muara Kali Bacin. Sebab, di tempat itu juga terjadi pendangkalan yang cukup parah. “Kami berharap agar pengerukan bisa dilakukan secara rutin, sehingga pendangkalan tidak semakin parah. Untuk mengatasi pendangkalan di muara Kali Bacin perlu dibuat kolam, sehingga lumpur tidak langsung masuk ke kolam pelabuhan,” katanya.

Hal serupa juga disampaikan anggota Komisi II DPRD, Hendria Priatmana. Menurut dia, kondisi Pelabuhan Tegalsari, dan Pelabuhan Tegal perlu penanganan. Sebab, pendangkalan yang terjadi di bagian alur maupun di kolam pelabuhan tersebut sering menghambat aktivitas para nelayan. Karena itu, mendesak pemerintah untuk segera melakukan pengerukan untuk mengatasi pendangkalan yang terjadi.

Menurut dia, sudah lama tidak ada pengerukan. Akibatnya, alur maupun kolam pelabuhan dangkal, sehingga kapal nelayan tidak bisa keluar maupun masuk ke pelabuhan. Hal itu juga menyebabkan proses lelang ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) juga terganggu. “Seharusnya penanganan cepat segera dilakukan karena sektor perikanan merupakan salah satu sektor penting penunjang perekonomian masyarakat dan mendukung peningkatan pendapatan asli daerah (PAD),” katanya. (SuaraBaru.id/Hoed)