blank
SAMPEL  : tim Dinkes Kabupaten Blora melakukan cek kesehatan, dan pemgbambilan sampel darah PSK di salah satu lokalisasi. Foto : Wahono/

BLORA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora ingatkan warga pengidap HIV/AIDS rajin minum obat antiretroviral (ARV). Menyusul temuan terbaru terdapat 32 orang positif HIV.

“Harus rajin minum obat ARV, obat kekebakan tubuh bagi pengidap HIV/AIDS,” jelas pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Blora, Lilik hernanto, Rabu (4/4).

Menurutnya, umur pendek penderita HIV/AIDS itu meninggal, karena sebagian besar putus minum obat yang digunakan untuk mengobati infeksi (virus) HIV itu.

Dinkes mengimbau dan mengingatkan rajin mimum obat ARV bagi penderita HIV/AIDS, setelah hasil sampel darah pada triwulan pertama 2019, kembali ditemukan 32 orang positif HIV.

“Sampel darah itu diambil dari PSK, dan 17,5 pesen PSK di Blora positif HIV,” tembah Lilik Hernanto.

Diakuinya, pengidap HIV/AIDS di Blora dari  tahun ke tahun terus meningkat, dan setiap rakor kami selalu singgung progres penangannya.

24 Meninggal

Dinkes Blora mencatat, peningkatan terjadi pada penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia. Pada 2016 hanya empat orang, 2017 meninggal dunia jadi 13 orang, dan 2018 sebanyak 24 orang MD.

Pengidap HIV pada 2016 ada 63 orangdan AIDS 11 orang. 2017 pengidap HIV melonjak 114 orang, AIDS 25 orang.  Pada 2018 pengidap HIV di Blora sebanyak 114 orang, AIDS 25 orang.

blank

Pemeriksaan VCT

Terkait pengidap HIV/AIDS triwulan pertama 2019, jelasnya, berdasar hasil pemeriksaan voluntary counseling test (VCT) mobile di lima lokalisasi penjaja seks komersial (PSK) di Blora.

Menurut Lilik,  jika tahun-tahun sebelumnya pemeriksaan VCT mobile hanya di tiga lokalisasi PSK, dua lokasi di Cepu,  dan Kampung Baru Jepon.

Kini pemeriksaan VCT bertambah di dua lokasi, Yang Jrong Kecamatan Kunduran, dan Gunung Cumpleng Todanan.

Diberitakan sebelumnya, penderita HIV-AIDS di  Blora terus meningkat setiap tahunnya. Media dua tahun terakhir (2017-2018), penderita yang meninggal dunia sebanyak 37 orang, terdata 2017 (13 orang), dan 2018 (24 orang).

Lilik memperkirakan penderita human immunodeficien virus (HIV), yakni virus yang dapat menyembabkan penyakit AIDS di Blora, akan terus bertambah.

“Maka program pemeriksaan kesehatan di lokaliasi PSK,  akan terus berlanjut,” jelasnya.

Diakuinya, lokalisasi adalah rawan penularan (penderita) HIV/AIDS, karena di Blora penderitanya terus meningkat tiap tahun, termasuk yang MD.

Pengidap  HIV/AIDS terbanyak PSK usia di atas 35 tahun. Usia 17-24 tahun sekitar lima persen. Maka Dinkes mengimbau agar penderita HIV/AIDS wajib datang konsultasi rutin gratis di klinik VCT RSU Dr Soetijono Blora atau RSU Dr R Soeprapto Cepu.

Suarabaru.id/wahono