blank
Pentas ketoprak Lakon Sri Kuning Edan, dikolaborasikan dengan wayang kulit Anoman Obong. Dimainkan oleh para siswa SMP Negeri 4 Pracimantoro, Wonogiri.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Kiranya jarang dijumpai ada pentas ketoprak yang dikolaborasikan dengan seni tari dan wayang kulit. Tapi para murid SMP Negeri 4 Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, mampu menyajikan tiga jenis seni tradisi tersebut, dalam kemasan pementasan di Balai Desa Glinggang, Kecamatan Pracimantoro (sekitar 45 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri). Menampilkan Lakon Sri Kuning Edan yang dikolaborasikan dengan pagelaran wayang kulit Lakon Anoman Obong.

Pentas kethoprak lakon Sri Kuning Edan, mengambil episode dari Babad Mataram, diiringi oleh seni karawitan Kencono Laras yang para pengrawitnya juga dari siswa-siswi SMP Negeri 4 Pracimantoro, Wonogiri. Group pengrawit pelajar Kencono Laras, dilatih oleh Guru Kesenian Mujoko, dan telah berulangkali menjuarai lomba seni karawitan, dan pernah menjadi duta seni karawitan ke event international festival gamelan tingkat dunia yang tahun lalu digelar di Kota Solo.

Dalam pentas kolaborasi ini, Kepala SMP Negeri 4 Pracimantoro, Agus ‘Ganteng’ Sumarno, tampil menjadi produser. Skenario lakon Sri Kuning Edan ditulis oleh Sutradara Tri Wahyu Putro. Didukung penata musik Mujoko, penata sound system Dewa Ruci, penata shooting Andhika. ”Pentas kali ini kami kolaborasikan dengan seni tari dan wayang kulit yang dimainkan dua dalang muda, yakni duet Dalang Alif dan Ribut, dengan menampilkan lakon Anoman Obong,” tutur Agus ‘Ganteng’ Sumarno, Selasa (2/4), sembari menambahkan bahwa pentas kolaborasi ini bekerjasama dengan Pemerintah Desa Glinggang, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.

Kata Agus Sumarno, pentas ketoprak yang dikolaborasikan dengan seni tari dan wayang kulit ini, dimaksudkan untuk menampilkan kreativitas tontonan panggung, agar lebih menarik dan lebih hidup, demi menyajikan jenis hiburan baru untuk memanjakan massa penonton. Camat Pracimantoro, Warsito, menyampaikan apresiasi terhadap pementasan seni ketoprak yang dimainkan para siswa SMP Negeri 4 Pracimantoro tersebut. ”Satu sisi, ini demi melestarikan ketoprak sebagai seni tradisional, sekaligus menanamkan rasa cinta dan sikap handarbeni (memiliki) bagi para generasi muda penerus bangsa,” tegasnya seraya menambahkan, bahwa pentas ketoprak yang dikolaborasikan dengan seni tari dan wayang kulit tersebut, sangat menghibur masyarakat, terbukti massa penontonnya membludak hingga ke lapangan Desa Glinggang.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wonogiri, Sentot Sujarwoko, memberikan pujian atas inovasi dan kreasi seni yang dilakukan oleh SMP Negeri 4 Pracimantoro. “Ini menjadi wujud nyata pendidikan seni dan bernilai sangat positif. Potensi seni di SMP Negeri 4 Pracimantoro ini, merupakan aset budaya yang perlu dipupuk dan dikembangsuburkan,” tegas Sentot.

Suasana menjadi ger-geran ketika pentas memasuki adegan gecul (jenaka) di episode dagelan yang diperankan oleh Fadilah dan Reni. Duet pelawak Fadilah dan Reni, mampu menyajikan aneka guyon yang menghibur dan mengundang gelak tawa. Kepala Dinas Pariwisata, Sentot Sujarwoko dan Kabid Pariwisata, Agus Sriyanto, diminta ikut menari dengan iringan gending Kijing Miring. Bersama itu, bintang tamu Penyayi Wawin, secara spontan juga didaulat naik ke panggung, untuk memeriahkan pentas

suarabaru.id/bp