blank
Dua anggota Bawaslu Wonogiri, sedang melintas di sebuah lorong yang kanan kirinya dipadati warga yang menenteng banner berisi berbagai bentuk tulisan penolakan terhadap politik uang.

WONOGIRI-Mendekati hari H pencoblosan, ruang gerak para calon legislatif maupun tim sukses Calon Presiden maupun Wakil Presiden, untuk bermain tidak fair, semakin sempit. Sebab upaya warga untuk menolak politik uang semakin meluas.

Bahkan, Desa Jeporo, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, telah memproklamasikan diri sebagai desa antipolitik uang.  Tak hanya itu, warga Desa Kembang, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri, juga berikrar menjadi pengawas partisipatif.

Pencanangan peran aktif dua desa dalam pelaksanaan Pemilu tersebut,  dihadiri Ketua Bawaslu Jateng, M  Fajar SAKA, dan seluruh komisioner Bawaslu Kabupaten Wonogiri, Sabtu (30/3)  siang di desa tersebut.

Fajar SAKA  dalam samputannya menyampaikan apresiasi atas kepedulian warga  terhadap penyelenggaraan Pemilu. ‘’Sedikit apa pun upaya untuk menolak politik uang adalah bermanfaat bagi Pemilu yang bersih dan bermartabat,’’ tuturnya.

Apa yang  disampaikan Fajar, didengar langsung jajaran Forkompimcam, perangkat desa setempat, tokoh masyarakat dan warga yang turut hadir menyaksikan jalannya acara.

‘’Anti politik uang artinya tidak menjerumuskan bangsa dan negara pada praktik Korupsi yang merajalela. Dengan pengawasan partisipatif akan terjadi kerja sama semua pihak dalam masyarakat untuk mengawal proses demokrasi bangsa,’’ papar Fajar.

Sedangkan Ali Mahbub, Ketua Bawaslu Wonogiri menyampaikan terima kasih kepada warga Desa Kembang dan Desa Jeporo yang telah berani menjadi pelopor atas desa-desa yang lain. suarabaru.id/edi