blank
Anggota KDKR tengah melakukan uji ketangkasan menerbangkan drone di lapangan kompleks Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE), Desa Pasarbangi, Kecamatan Rembang,Kamis pagi(28/3).

REMBANG – Saat ini peminat permainan drone (mesin terbang) yang dikendalikan dengan remot kontrol tak hanya ada di kota-kota besar. Di Kabupaten Rembang, utamanya di daerah perkotaan, sudah ada warga yang memiliki mainan tersebut.

Karena mulai banyak penggemar,  maka muncullah komunitas drone yang diberi nama Komonitas Dron Kinjeng Rembang (KDKR). Komonitas yang memiliki kantor sekretariat di Jl Dr Sutomo No 31 Rembang ini terbentuk pada awal tahun, tepatnya 1 Januari 2016.

Ketua KDKR, Anthoni Pratama didampingi Koordinator Wilayah Rembang Kota Harsono, menjelaskan bahwa permainan drone hampir mirip dengan permainan radio control lainnya. Hanya saja, pemainan drone lebih mengarah pada penyaluran hobi fotografer, karena pada mesin terbang itu dilengkapi dengan kamera mini yang bisa merekam gambar, baik berbentuk foto maupun vidio.

Drone mampu terbang dengan waktu kurang lebih 15 menit sampai 20 menit dan jangkauan jelajah lumayan jauh, sekitar 1 km dengan ketinggian 400-500 meter. Untuk menerbangkan pesawat ini tidak butuh lapangan yang luas, di halaman rumah pun bisa.

Menariknya, drone yang dimiliki anggota KDKR itu umumnya cukup canggih, karena dilengkapi dengan fitur Follow Me, Watch Me, dan Dynamic Return Home ketika baterai yang digunakan telah habis.

Hebatnya lagi, menurut Anthoni Pratama dan Harsono, pada drone miliknya dilengkapi kamera, dengan resolusi tinggi, yakni 5K. Kecanggihan kamera ini dapat mengambil rekaman video dengan gerak lambat atu slow motion pada kecepatan 30fps. Jika pilot drone hanya menginginkan kualitas HD, drone ini juga dapat melakukannya dengan menghasilkan rekam video kualitas 1080p / 120fps.

“Walaupun bentuk kameranya mini, hasil rekamannya baik berbentuk gambar ataupun video bisa terlihat dengan jelas dan bagus,” terangnya.

Menurut kedua orang itu, permainan drone bisa sekaligus menggabungkan tiga jenis hobi, yaitu fotografi, videografi, dan radio control. Dari penuturan mereka, anggota KDKR umumnya juga memiliki kesukaan aeromodeling dan bermain mobil-mobilan radio kontrol.

Dikatakan pula, selain memiliki fungsi sebagai perekam atau pemotret, sebenarnya drone juga bisa digunakan untuk kegiatan sosial, seperti membantu pekerjaan sebuah organisasi ataupun pemerintah. Misalnya saja memantau kemacetan jalan raya atau memantau banjir dengan jasa pemilik drone.

“Dengan drone, kita tak perlu naik pesawat terbang hanya untuk mengambil gambar lokasi kemacetan arus lalu lintas,” kata Ade, anggota KDKR.

Tak cuma itu, sekarang ini media cetak maupun televisi juga sudah menggunakan drone untuk merekam suatu peristiwa menarik dari pantauan udara. Karena banyak fungsi, maka penggemar drone juga semakin banyak. Bahkan banyak sekali orang yang berminat untuk memainkannya.

“Sekarang anggota KDKR sudah mencapai 34 orang. Mereka tersebar di beberapa kecamatan,” katanya.

Memang, untuk memiliki satu unit drone, kita harus merogoh kocek agak dalam, karena harganya lumayan mahal. Seperti drone milik anggota KDKR, umumnya seharga Rp 14 jutaan per unit. Namun di pasaran juga ada drone dengan harga murah, yakni Rp 1 juta, tetapi kurang canggih.

Menurut Anthoni Pratama dan Harsono, bagi pemula yang berniat ingin menerbangkan drone atau pesawat tanpa awak ini harus berlatih di area atau lapangan yang terbuka dan usahakan untuk terbang rendah. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan menerbangkan yang bisa mengakibatkan kerusakan drone.

Untuk itulah, Komonitas Drone Kinjeng Rembang ini sering berkumpul untuk saling bertanya dan berbagi pengalaman terkait permainan drone.

“Memang kelihatannya bermain drone itu hanya sekedar hobi. Tetapi jika dilihat lebih detail lagi, bermain drone bisa berpengaruh besar di dalam kreativitas kinerja, karena membutuhkan kecakapan dan kedisiplinan tinggi,” terangnya.(suarabaru/Djamal AG))