blank
KH Ma'ruf Amin ikut menyanyikan lagu Subhanul Waton bersama Bupati Wonosobo Eko Purnomo dan para Kiai dalam acara Harlah NU dan Haul Akbar KH Raden Abdul Fatah di Alun-Alun, setempat, Rabu (27/3). Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Calon Wakil Presiden pendamping calon presiden Joko Widodo, KH Ma’aruf Amin mengatakan dunia tengah mengalami tsunami tehnologi. Bentuknya berupa berita hoax (kabar bohong) yang bisa menyebar ke mana-mana.

“Berita hoaks tidak hanya tersebar di lingkup lokal, regional dan nasional tapi sudah menglobal dan terjadi di semua negara di dunia ini. Di Jepang dan Amerika Serikat (AS) juga mengalami hal yang sama”, katanya.

Jika tsunami yang terjadi di laut, tambah KH Ma’ruf Amin, air hanya akan mengenai daerah yang dekat dengan wilayah yang terkena tsunami. Tidak sampai meluas ke tempat yang jauh. Tsunami tehnologi bisa lebih dahsyat lagi karena bisa menyebar ke seluruh dunia.

Mustasyar PBNU dan Ketua MUI tersebut menuturkan hal itu kepada wartawan usai memberikan mauidhoh khasanah dalam acara “Harlah NU ke-96 dan Haul ke 113 KH Raden Abdul Fatah” di Alun-Alun Wonosobo, Rabu (27/3).

Disebutkan, KH Ma’ruf Amin, menjelang pemilu serentak yang akan digelar 17 April 2019 nanti, persebaran berita bohong kian gencar. Sebab, ada pihak-pihak yang tidak menginginkan pemilu berjalan aman dan damai.

Berita bohong yang sudah lama menyerang pasangan capres nomer urut 01 ini, imbuh KH Ma’ruf, adalah jika Jokowi-Ma’ruf Amin menang, maka Kementerian Agama mau dihapus, adzan di masjid tidak diperbolehkan dan ada pelegalan perbuatan zina.

“Itu fitnah yang luar biasa. Tapi saya yakin warga NU sudah cerdas dan tidak mungkin menerima mentah-mentah isu yang tidak jelas itu. Yang menyebarkan berita bohong tersebut pasti bukan warga nahdliyin”, sebutnya.

KH Ma’ruf Amin menyebut NU itu organisasi besar dan jama’ah NU selalu bersatu penjaga NKRI. NU itu tidak pernah terpecah belah dan selalu satu komando mengikuti dawuh kiai-kiai yang ada di jamiyah NU. Siapa yang ikut NU pasti akan selamat dunia akhirat.

“Tugas NU itu menjaga negara dan agama. Saya jadi calon wakil presiden itu bukan kehendak pribadi tapi karena diminta ulama-ulama NU untuk mendampingi PaK Jokowi. Kalau saya menolak sama saja saya tidak menghargai NU”, serunya.

Pendiri Negara

Dikatakan KH Ma’ruf Amin, NU punya sejarah panjang dalam ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. KH Hasyim Asya’ari, pendiri NU, adalah ulama besar yang berada di belakang berdirinya NKRI hingga hari ini.

“Saat Indonesia baru dua bulan merdeka, penjajah ingin kembali merebut NKRI. TNI-Polri belum kuat karena baru tahap konsolidasi. Maka KH Hasyim Asy’ari melalui PP Tebuireng menyerukan resolusi jihad hingga terjadi perang 10 November di Surabaya”, tegasnya.

Melaui resolusi jihad, tuturnya, penjajah berhasil diusir dari NKRI. Jadi NU selalu berada di garda terdepan dalam urusan tegak dan berdirinya negara ini. Guna mengenang hal tersebut, Presiden Jokowi menetapkan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2015 lalu.

Karena itu, menurut KH Ma’ruf Amin, bisa dikatakan NU punya saham dalam mendirikan dan memerdekakan Indonesia. Ibarat dalam sebuah perusaahaan, karena NU punya saham, maka wajib mendapatkan deviden atau keuntungan. Kader NU layak duduk dalam pemerintahan.

“Jika sekarang banyak kader NU menjadi Bupati/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota, Gubernur/Wakil Gubernur dan Presiden atau Wakil Presiden, itu sangat wajar. Gus Dur pernah jadi Presiden RI, sebentar lagi NU akan punya Wakil Presiden”, katanya.

KH Ma’ruf Amin juga mengatakan jika ulama NU itu santun dan kuat. Warga NU itu juga sangat ramah dan tidak suka marah. Tidak ada ceritanya Kiai NU mengisi pengajian dengan marah-marah atau menghujat orang yang tidak sepaham dengan sebutan kafir.

“Itu bukan tabiat NU. Kiai NU jika memberikan tausiyah selalu dengan cara lemah lembut dan bijak. Tidak kasar, tidak memaki-maki, tidak egois dan tidak fanatik buta. NU itu cinta damai dan tidak suka membangun permusuhan”, tegas anggota BPIP itu.

KH Ma’ruf Amin juga sempat memberi motivasi bagi kalangan santri. Organisasi NU itu wadahnya kaum santri. Karena itu, para santri diminta optimis dan selalu bersemangat. Tidak lelah berjuang membela negara dan ulama.

“Kelak santri tidak saja jadi kiai tapi bisa menduduki posisi penting di pemerintahan . Karena kini sudah ada santri yang pernah jadi Presiden, Gubernur, Bupati atau Walikota. Sebentar lagi ada santri yang akan jadi Wakil Presiden”, paparnya sembari tersenyum.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka