blank
Ketua Panitia Harlah NU dan Haul KH Abdul Fatah H Idham Cholied sedang memberikan keterangan pers di RM Bugisan Kauman Wonosobo, Senin (25/3). Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Ketua Tanfidziyah PCNU Wonosobo Dr KH Ngarifin Shidiq MPd memastikan tidak akan ada atribut kampanye Pilpres maupun Pileg dan bendera partai politik dalam acara hari lahir (harlah) NU dan haul akbar KH Abdul Fatah yang akan digelar di Alun-Alun Wonosobo, Rabu (27/3), mendatang.

“Acara harlah NU dan haul KH Abdul Fatah akan dihadiri ribuan warga NU yang berasal dari berbagai pelosok desa di Wonosobo. Semua pengurus NU dari tingkat ranting hingga cabang NU dan banom NU seperti IPNU-IPPNU, Fatayat-Muslimat serta Ansor/Banser akan hadir di Alun-Alun tanpa membawa atribut kampanye atau partai politik”, tegasnya.

Penegasan tersebut disampaikan Ngarifin Shidiq di hadapan wartawan dalam konferensi pers yang digelar di Rumah Makan Bugisan Kauman Wonosobo, Senin (25/3). Turut hadir dalam konfersi pers Ketua Panitia H Idham Cholied, S Sos yang juga mantan Ketua DPRD Wonosobo dan mantan Ketua Komisi B DPRD setempat Muh Muqorrobin.

Prof Dr (HC) KH Ma’ruf Amin sebagai Mustasyar PBNU dan Dewan Pengarah BPIP yang juga calon Wakil Presiden dijadwalkan akah menghadiri acara hari lahir (Harlah) NU ke-69 dan haul akbar KH Abdul Fatah Sigedong Tegalgot Kepil, di Alun-Alun Wonosobo, Rabu (27/3), mendatang.

“Acara tersebut bukanlah kegiatan politik, bukan bagian dari kampanye Pilpres dan Pileg atau kampanye partai politik/calon anggota legislatif. Ini merupakan kegiatan keagamaan biasa yang telah rutin diselenggarakan PCNU Wonosobo yang diikuti kalangan nahdliyin”, tambah Idham Cholied.

Selain dihadiri KH M’aruf Amin, acara tersebut juga akan mendatangkan H. Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PP GP Ansor. Dalam acara tersebut keduanya tidak akan memberikan orasi politik, tapi mauidhoh khasanah  atau pengajian umum di hadapan warga NU yang hadir.

Merawat Tradisi

Dikatakan Idham, setiap tahun NU menyelenggarakan harlah di mana-mana termasuk di Wonosobo. Peringatan harlah ormas terbesar di Indonesia dan bahkan di dunia tersebut sudah menjadi kebiasaan warga NU di beberapa daerah.

“Saat ini adalah harlah NU ke-96. Bagi warga NU menyelenggarakan acara harlah adalah bagian dari rasa hormat dan ta’dzim kepada para ulama, terutama kepada para pendiri NU, wabil-khusus Hadlratus-Syaikh KH. Hasyim Asy’ari”, tandas mantan Ketua DPRD Wonosobo itu.

Adapun haul, imbuhnya, telah menjadi tradisi keagamaan yang sangat penting di kalangan nahdliyin untuk memperingati hari kematian. Yang diperingati saat ini adalah al-maghfurlah KH. Raden Abdul Fatah, wafat pada 21 Rajab 113 tahun yang lalu, ulama besar asal Sigedong Desa Tegalgot Kecamatan Kepil.

“Pengajian umum ini diselenggarakan agar warga NU dapat mengambil pelajaran penting tentang keteladanan ulama dalam peran keagamaan dan kebangsaan. Spirit perjuangan KH Raden Abdul Fatah yang diperingati besok haruslah menjadi teladan”, tegas Idham.

Tanpa kepeloporannya, ucap dia, warga NU tak dapat membayangkan, apakah pesantren di Wonosobo bisa seperti saat ini? KH. Raden Abdul Fatah muda adalah orang yang pertama kali merintis pendirian pesantren di Sigedong, Tegalgot, Kepil, Wonosobo tahun 1834 M.

“Bagi warga nahdliyin, pesantren adalah NU kecil, sedang NU adalah pesantren besar. Disinilah nilai-nilai keislaman diinternalisasi dan diaktualkan, tanpa ada gesekan dengan tradisi lokal, tanpa mempertentangkan paham kebangsaan,” sebutnya.

Ditambahkan Idham, kehadiran KH Ma’ruf Amin  dan H Yaqut Cholil Qoumas, untuk memberikan pencerahan tentang pentingnya ikhtiar kolektif untuk terus merawat tradisi, menjaga NKRI; mewujudkan Islam Rahmatal lil Alamin.

“Ini merupakan tema besar, tidak saja dalam kegiatan ini, tapi agenda pokok dalam kehidupan kebangsaan dan keberagamaan kita. Dalam kegiatan ini merupakan harlah NU dan haul murni tidak ada kegiatan kampanye pileg dan pilpres”, pungkas Idham.

suaraBaru.id/Muharno Zarka