blank
Sri Purniati dari penyuluh lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Wonosobo ketika memberikan materi penyuluhan di Desa Wonokampir Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) perlu diterapkan warga di pedesaan guna mencegah timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. PHBS juga diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat.

“Banyak warga yang hidup dalam keluarga yang tidak memiliki sarana sanitasi yang baik, sehingga

membuang hajatnya di sungai, sawah, kolam maupun tempat lainnya karena belum memiliki jamban sehat. Hal tersebut merupakan perilaku tidak baik bagi kesehatan maupun lingkungan”, ujar Subekhi, SKM.

Penyuluh kesehatan masyarakat dari Dinas Kesehatan Kabupaten tersebut mengatakan hal ini ketika memberikan penyuluhan hidup sehat dan bersih kepada masyarakat di Balai Desa Wonokampir Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo, Jumat (22/3). Penyuluhan digelar dalam rangka TMMD Sengkuyung I yang digelar Kodim 0707/Wonosobo.

Selain penyuluhan kesehatan, dalam kegiatan non fisik TMMD tersebut, juga dilakukan penyuhan wajib belajar pendidikan dasar (Wajardikdas) oleh Kun Aryanto dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Wonosobo dan penyuluhan lingkungan hidup oleh Sri Puniati dari Dinas Lingkungan Hidup Wonosobo.

Subekhi mengatakan menurut data kesehatan, kotoran manusia mengandung bakteri e-coli yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya. Karena itu, ketika membuang air besar warga harus melakukan di jamban sehingga bakteri e-coli tidak bisa menyebar ke mana-mana.

“Warga di Desa Wonokampir ini perlu mengetahui berbagai kategori jamban seperti jamban sehat permanen (JSP), jamban sehat semi permanen (JSSP) dan open defecation (OD), sehingga nantinya ketika sudah memiliki jamban khusus warga tidak membuang hajatnya ke sungai, kolam atau tempat lainnya,”  tutur dia.

Wajardikdas

Sementara itu, Kun Aryanto, dari Dikpora Wonosobo mengharapkan warga Desa Wonokampir jangan sampai ada yang tidak mengikuti wajib belajar 12 tahun (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK). Karena pendidikan merupakan hal yang penting bagi masa depan dan membantu dalam memperebutkan dalam persaingan di dunia kerja.

“Bila belum memenuhi Wajardikdas warga masih bisa mengikuti pembelajaran melalui Kejar Paket A,B,C. Masalah pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja melainkan warga juga bertanggung jawab masyarakat dan dunia usaha. Ketiga komponen tersebut harus bahu-membahu meningkatkan SDM melaui dunia pendidikan”, tegasnya.

Sri Purniati dari Dinas Lingkungan Hidup Wonosobo menegaskan, sampah yang berada di lingkungan desa harus diolah sebaik mungkin karena dengan adanya penumpukan sampah akan berdampak buruk bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Di Desa Wonokampir sampah harus dikumpulkan dan dikelola dengan baik sehingga punya nilai ekonomi.

“Masyarakat jangan sampai membuang sampah di sembarang tempat. Karena sampah yang dibuang bukan pada tempatnya bisa menyebabkan timbulnya aneka penyakit bagi warga dan mengganggu kesehatan lingkungan. Apalagi sampah plastik yang tidak bisa membusuk bisa merusak kesuburan tanah,” katanya.

Diharapkan Sri Purniati, warga Desa Wonokampir bisa merintis berdirinya bank sampah sebagaimana yang sudah dilakukan warga lain di Wonosobo. Bank sampah yang dikelola dengan baik tidak saja baik bagi kesehatan dan lingkungan tapi juga dapat memberi keuntungan ekonomi bagi pengelolanya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka