blank
Rektor Prof Dr Ravik Karsidi MS menandatangani prasasti Peresmian operasional penuh RS UNS Surakarta.) ( Adji W)

SOLO-Sebanyak 55 karyawan RS UNS Surakarta mengundurkan dari tempatnya bekerja, karena diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada instansi lain. Pengunduran diri secara serempak menjadikan rumah sakit yang berada di Pabelan , Kartasura,  Sukoharjo ini kekurangan karyawan.

“Adanya pendaftaran CPNS menjadikan kita kehilangan sekitar 55  karyawan  dari 350 tenaga paramedis. Padahal dengan jumlah paramedis  disebut terakhir saja, RS UNS masih kekurangan sumber daya manusia,” ungkap Direktur RS UNS Surakarta Prof Dr dr Zainal Arifin Adnan SpPD-KR FINASIM ditemui di ruang kerja, Selasa (12/3).

Menurut Zaenal , berkurangnya personel sekitar 15 persen, menjadikan pihaknya kesulitan mendapatkan pengganti. Penyebabnya saat ini tengah berlangsung moratorium sehingga tak boleh mengangkat karyawan.

Padahal dengan 350  karyawan, jumlah disebut terakhir baru memenuhi 50 persen kebutuhan. Sebagai gambaran rumah sakit  berkapasitas 180 tempat tidur (TT) baru bisa mengoperasikan sekitar 100 TT sehubungan keterbatasan SDM. Padahal poliklinik setempat memberikan pelayanan kepada setidaknya 400 pasien/ hari dan 80 persen di antaranya merupakan peserta BPJS.

Manejemen tengah berusaha untuk mendapat karyawan utamanya perawat atau paramedis.  Karena mereka yang kini diterima sebagai CPNS sebelumnya justru berkedudukan sebagai kepala ruangan di RS UNS. Saat ini rumah sakit yang mulai beroperasi tahun 2016 tersedia  125 dokter dan sebagian besar merupakan dokter umum.

“RS UNS merupakan rumah sakit pendidikan tipe C walaupun  peralatan yang dimiliki masuk kategori Tipe B . Hari ini RS UNS diresmikan beroperasi secara penuh oleh Rektor Prof Dr Ravik Karsidi MS,“ terangnya.

Sementara itu Rektor UNS Prof Dr Ravik Karsidi MS  dalam amanatnya saat meresmikan secara penuh pengoperasian RS UNS menyatakan, pusat kesehatan setempat sejak awal didesain sebagai rumah sakit pendidikan.

Ravik mencatat di Indonesia hanya ada tiga rumah sakit pendidikan yakni di UNS, UI dan Universitas Andalas. Untuk pendirian rumah sakit diperoleh dana dari Islamic Development Bank  dan juga dari Saudi Fund for Development. Secara formal  Komisi Akreditasi RS (KARS) sudah memberikan  hasil akreditasinya adalah utama  atau bintang empat. Yang tertinggi adalah paripurna.

Terdapat 13 bidang spesialisasi termasuk klinik pada RS UNS. Terdapat tiga kewajiban yang harus dilakukan rumah sakit pendidikan. Yakni melakukan pelayanan, penelitian, pendidikan.  Khusus untuk pendidikan, Fak Kedokteran UNS memutuskan rumah sakit setempat untuk mendidik para calon dokter umum.Sehingga kebutuhan dokter spesialis  sangat  tergantung  kepada Rumah Sakit Ortopedi Dr Soeharso  untuk Traumatologi dan Orthopedi dan juga RSUD Dr Moewardi.

Suarabaru.id/Adji W