blank
MELEPAS BUS: Anggota Komisi V DPR RI Ir H Sudjadi (paling kiri), pengasuh Ponpes Nuril Anwar Loano, Purworejo, KHR Abdul Hakim Hamid (tengah) dan Dirjen Perhubungan Darat Drs Budi Setiyadi SH MSi melepas bus sekolah secara simbolis, Sabtu (9/3). (ach)

PURWOREJO – Pemerintah memberikan bantuan berupa ratusan bus setiap tahun. Kalau tahun lalu sebanyak 180 bus, tahun ini 100 bus, tahun depan akan memberikan bantuan 200 bus.

Dirjen Perhubungan Darat Drs Budi Setiyadi SH MSi mengatakan hal itu di sela-sela penyerahan bantuan bus di Pondok Pesantren (Ponpes) Nuril Anwar, Maron, Loano, Kabupaten Purworejo, Sabtu (9/3). Sebetulnya akan menyerahkan lima buah bus sekolah berkapasitas 29 orang, tetapi karena baru ada satu yang sudah selesai sehingga langsung bisa dimanfaatkan santri di ponpes tersebut. Empat lainnya akan dikirimkan bulan depan.

Disebutkan, pemberian bantuan itu sejalan dengan apa yang diharapkan Menteri Perhubungan. Tahun ini berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (sdm). Presiden Jokowi, kata dia, juga memerintahkan semua kementerian untuk ikut serta bagaimana cara meningkatkan aspek sdm masyarakat. Salah satu yang bisa diberikan lembaga itu adalah membantu mobilitas santri untuk memperlancar aspek belajar dan mengajar. ”Bekat perjuangan Pak Djadi (Ir H Sudjadi anggota Komisi V DPR RI – Red), daerah pemilihan enam Jawa Tengah tahun ini mendapat enam buah bus sekolah untuk pondok pesantren di Purworejo, Magelang, dan Temanggung,” katanya.

Dengan penyerahan bantuan itu, lanjutnya, Kementerian Perhubungan Darat ikut serta menjabarkan dan melaksanakan apa yang menjadi kebijakan pemerintah. Khususnya turut serta meningkatkan kualitas sdm masyarakat terutama yang ada di  pondok pesantren, serta ada beberapa perguruan tinggi, dan pemerintah daerah, yang juga diberi bantuan. ”Semoga bisa dimanfaatkan oleh ponpes sebagaimana diharapkan Menteri Perhubungan,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama dia menjelaskan, bantuan bus itu kalau sudah diserahkan sifatnya hibah. Dengan demikian menjadi aset dari ponpes, bukan lagi aset pemerintah. ”Perawatannya menjadi tanggungan ponpes,” ujarnya.

Bukan Kompetitor

Selama satu tahun ini menjadi tanggungan pemerintah. Sementara itu untuk operasional bus juga tergantung ponpes. Tidak eksklusif untuk ponpes saja, manakala pemerintah desa setempat akan memanfaatkan juga bisa. Pemanfaatannya tidak hanya untuk santri, tetapi juga bisa untuk sekolah di sekitar ponpes. Caranya, melakukan sharing dengan ponpes, kemudian baham bakarnya bisa saling mengisi.

Apakah bus tersebut tidak diprotes kru angkutan pedesaan, menurut dia, tidak. Sebab bus sekolah itu bukan kompetitor mereka. ”Ini kan bus tidak berbayar,” tandasnya.

Anggota Komisi V DPR RI, Ir H Sudjadi, dalam kesempatan itu mengatakan, yang menerima bantuan bus ada lima ponpes, yakni Nuril Anwar Maron Loano; Darussalam Gunungpring, Muntilan; Pingit Temanggung; Ponpes Nida Alquran Temanggung; dan Ponpes Desa Girirejo Ngablak, Kabupaten Magelang.

Rencana bantuan bus sekolah juga akan diberikan untuk Ponpes Mambaul Hikmah, Dukun, Kabupaten Magelang; Darussalam, Salam, Kabupaten Magelang; Al Azhar, Parakan, Temanggung; Anwarul Falah Banyuurip, Purworejo; Fatkhul Muin Mansyur Bumireja, Mojotengah, Wonosobo. Selain itu untuk Ponpes Sidoagung Tempuran, Kabupaten Magelang; Raudlatul Ulum Telomoyo Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, An-Nur Keteran, Grabag, Kabupaten Magelang. ”Secara bertahap setiap tahun akan diproduksi,” kata Sudjadi.

Pengasuh Ponpes Nuril Anwar, Maron, loano, Purworejo, KH R Abdul Hakim Hamid, berterima kasih atas bantuan bus tersebut. Itu dinilai sangat membantu untuk operasional, karena ada sebagian santri di luar kota, yakni di wilayah Kecamatan Banyuurip. Menurut rencana bus itu untuk sarana transportasi Loano-Banyuurip. (ach)