blank
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina melihat karya krenova warganya, (Suarabaru.id/dok)

 

 

MAGELANG- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Magelang lebih mementingkan kualitas dibanding kuantitas pada kompetisi kreativitas dan inovasi (Krenova) tahun 2019. Langkah itu diambil supaya Krenova tahun ini lebih kompetitif dibanding sebelumnya.

Kepala Sub Bidang Penguatan Harmonisasi Balitbang Kota Magelang, Misrun mengatakan, target secara kuantitas tidak menjadi prioritas. Karena yang terpenting adalah kualitas dan pengembangannya. ‘’Hal ini bertujuan supaya kontes inovasi dan kreasi itu dapat berlangsung lebih kompetitif,’’ ujarnya kemarin.

Misrun menerangkan, tercatat 15 karya sudah masuk ke panitia Krenova 2019. Mereka mewakili kelurahan-kelurahan di Kota Magelang. Pendaftaran ditutup 12 Maret 2019 dan batas pengiriman karya maksimum 14 Maret 2019.

‘’Target Krenova 2019 hanya 30 proposal, tetapi dengan kualitas yang mumpuni. Kalau misalnya ada 40 karya yang masuk, ya kita akomodasi semua. Tapi sebagian ada yang kami pulangkan, dan disarankan ikut tahun depan, karena karyanya masih setengah-setengah. Bukan berarti jelek, tapi akan lebih baik kalau dimatangkan terlebih dahulu,’’ terangnya.

Dia menjelaskan, tiga hal yang diutamakan dalam krenova 2019. Yaitu penemuan baru, kreativitas dan  inovasi. Untuk kategori dilombakan meliputi 9 tema terdiri atas agribisnis dan pangan, energi, kehutanan dan lingkungan hidup, kelautan dan perikanan, kesehatan obat-obatan dan kosmetika. Berikutnya kategori pendidikan, rekayasa teknologi dan manufaktur, kerajinan dan industri rumah tangga serta sosial.

‘’Nanti 10 karya terbaik akan didaftarkan untuk mendapatkan hak kekayaan intelektuan (HaKI). Temuan ini juga akan diikutkan pada lomba tingkat Jawa Tengah untuk kategori utama, harapan dan favorit,’’ tuturnya.

Misrun menambahkan, dibanding Krenova 2018 yang diikuti 32 peserta, tahun ini dia memprediksi hasilnya lebih baik. Sejauh ini, lanjutnya, karya-karya yang terkumpul merupakan temuan mutakhir yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kepala Bidang Pengembangan dan Harmonisasi Inovasi Balitbang Kota Magelang, Catur Adi Subagyo menambahkan. Krenova yang diadakan sejak 2004 hingga 2018, sebagian besar karya di antaranya sudah dikomersilkan. Hal ini senada dengan tujuan utama Krenova, yakni agar temuan tersebut menghasilkan sisi komersial lebih.

‘’Jadi ada tindak lanjut setelah juara diumumkan. Seperti tahun kemarin,  juara karya Krenova 2018 antara lain alat pemanggang makanan dengan tenaga surya, kini selain mendapatkan HaKI juga berhak mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Ristek Dikti. Bantuannya cukup fantastis mencapai Rp 300 juta,’’ katanya.

Sedang hadiah uang pembinaan bagi para pemenang Krenova 2019 mencapai Rp39 juta. Dia berharap dengan adanya krenova tiap tahun akan memacu inovasi dan kreativitas masyarakat dalam berbagai bidang, khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kepala Balitbang Kota Magelang Arif Barata Sakti menjelaskan, instansi yang dipimpinnya merupakan satu-satunya yang berbentuk badan di Jawa Tengah. Perannya mengawal dan mendampingi inovasi Kota Magelang. Perhatian akan teknologi dan kreasi dari pemerintah untuk masyarakat ini, membuat Balitbang Kota Magelang, sering dijadikan objek pembelajaran instansi luar daerah.

‘’Krenova sudah digelar Pemkot Magelang sejak tahun 2004. Saat ini sudah puluhan karya terproduksi di sini dari inovasi dan kreativitas masyarakat, sehingga mampu mendayagunakan perekonomian warga,’’ ungkapnya. (Suarabaru.id/dh)