blank
Kapolres Magelang AKBP Idham Mahdi bersama para tokoh mengikuti FGD, (Suarabaru.id/dok)

 

MAGELANG – Untuk mewujudkan Pemilu 2019 yang aman, damai dan sejuk, Polres Magelang Kota mengumpulkan elemen masyarakat dalam gelaran focus group discussion (FGD) di Hotel Safira Magelang, kemarin. Pada acara itu peserta sepakat untuk menjaga kondusivitas wilayah.

Kapolres Magelang Kota, AKBP Idham Mahdi mengatakan, kehadiran para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dalam FGD ini berperan penting guna menjaga kedamaian Pemilu tersebut. Hal ini tidak lepas dari pengaruh mereka yang tidak diragukan lagi di tengah masyarakat.

‘’Pemilu yang aman, damai dan sejuk adalah dambaan kita semua. Pemilu tinggal 30-an hari lagi dengan agenda memilih Presiden/Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan DPD RI,” ujarnya.

Menurutnya, tahapan Pemilu 2019 kali ini terbilang sangat panjang,  dimulai 23 September 2018 dengan puncak 17 April 2019. Karena itu, peran para tokoh penting dalam menjaga perdamaian di masyarakat selama gelaran Pemilu.

‘’Pemilu yang aman tidak datang dengan sendirinya, tapi perlu upaya dan peran serta masyarakat secara aktif dalam menjaga situasi kamtibmas. Saya ingatkan pula, agar tempat ibadah tidak dijadikan tempat berkampanye. Saya harap para tokoh bisa menyampaikannya ke masyarakat,’’ pintanya.

Muhammad Sunaryanto dari Kementerian Agama Kota Magelang mengemukakan, masyarakat juga berperan dalam mewujudkan Pemilu damai tanpa hoax dan politisasi SARA. Dalam mewujudkan itu, diperlukan peran aktif masyarakat.

‘’Partisipasi berbagai unsur dalam masyarakat pada proses tahapan penyelenggaraan Pemilu merupakan parameter penting untuk kesuksesan Pemilu. Warga tidak hanya memberikan suara di TPS, tapi juga mengawal agar proses penyelenggaraan sesuai peraturan perundang-undangan,’’ tuturnya.

Senada disampaikan Arif Budi Pratama dari Universitas Tidar (Untidar), bahwa peran masyarakat untuk mewujudkan Pemilu damai adalah dengan pro aktif.

Dia menilai, masyarakat memiliki daya tahan untuk menangkal segala potensi ancaman yang mengganggu stabilitas ketahanan.

‘’Hal itu bisa dibentuk dengan berdasarkan kerukunan, kekompakan, toleransi dan kesadaran pluralism, serta komitmen dalam menjaga lingkungan. Soal hoaks, kita harus meneliti dulu kebenaran beritanya sebelum mempercayai apalagi menyebarkannya,’’ pintanya.

Ketua MUI Kota Magelang, Ismudiyono menuturkan,  keragaman di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu. Termasuk di Magelang yang mana keragaman menjadi pemersatu bila bisa hidup berdampingan dengan saling menghargai.

‘’Pemilu harus dijalankan dengan pikiran jernih, hati yang lapang dan pikiran yang benar sesuai aspirasi masing-masing. Perbedaan itu indah, karena merupakan ketentuan Allah SWT.’’ ungkapnya.

(Suarabaru.id/dh)