blank
Oki Setiana Dewi menandatangani buku berjudul "Sebentang Kearifan dari Barat" yang akan didonasikan pada pengunjung untuk pembiayaan program hafidzoh    di Yayasan Maskanul Huffadz yang dikelolanya. Foto : Muharno Zarka

 

WONOSOBO – Oki Setiana Dewi, pemain film “Ketika Cinta Bestasbih” yang kini lebih banyak bergelut di dunia dakwah dan penulis buku, mampu menjadi magnet dan membetot perhatian perempuan milenial di Wonosobo, Minggu (3/3).

Buktinya, saat hadir di Pendapa Kabupaten Wonosobo, dalam gelaran tablig akbar “Khadijah di Zaman Milenial” ratusan perempuan berjubel tumplek blek di Pendopo Bupati setempat. Ruangan pendopo dan tratak yang dipasang penuh-seluruh lautan wanita berhijab.

Bahkan karena tak mampu menampung pengunjung yang datang, tak sedikit penggemar Oki sampai meluber di halaman pendapa. Mereka rela duduk lesehan di atas karpet yang digelar panitia. Tratak yang tersedia tak mencukupi untuk tempat duduk peserta.

Begitu perempuan berhijab kelahiran Batam 13 Januari 1989 naik panggung tak jarangpengunjung histeris, ingin mendekat dan foto selfi dengannya. Oki pun langsung menebar senyum dan menyapa penggemarnya, yang sebagian besar perempuan milenial.

Rintik hujan yang membasahi halaman pendopo, tak menjadi halangan bagi pengunjung untuk tetap khikmat mengikuti acara hingga selesai. Mereka ingin mendengarkan ceramah istri dari Ory Vitrio Abdullah dan ibu dari dua putri dan satu putra itu.

Sebelum manggung Oki beramah tamah dengan Ibu Fairuz Eko Purnomo, Ketua Tim Penggerak PKK Wonosobo, di pendapa belakang. Artis sekaligus pendakwah dan penulis itu, terlebih dahulu sempat menandatangani buku berjudul “Sebentang Kearifan dari Barat”.

Buku tersebut, dikatakan alumnus Ilmu Budaya UI, S2 PAUD Universitas Negeri Jakarta, S3 Kajian Islam UIN Syarif Hidayatullah dan s3 Ilmu Tafsir PTIQ Jakarta, merupakan karya hasil perjalanan ke Autralia, Jerman dan Spanyol, pada tahun 2017 lalu.

“Hasil penjualan buku tersebut akan saya donasikan untuk membiayai program tahfidz gratis bagi anak-anak yatim-piatu, dhuafa dan mualaf di Yayasan Maskanul Huffadz yang saya kelola”, katanya.

Perempuan Suci

Humas tablig akbar, Imam Safari mengatakan, selain mendonasikan buku untuk beasiswa bagi hafidzoh, acara digelar dalam rangka melakukan penggalangan dana untuk pendirian Rumah Tahfidz di lokasi bencana seperti di Lombok, Palu dan Pandeglang Banten.

“Di luar Wonosobo road show dakwah Oki juga telah dihelat di Surabaya dan Banjarnegara. Ke depan Mbak Oki berencana  keliling ke kota-kota besar di Indonesia untuk melakukan ceramah sekaligus penggalangan dana yang sama”, katanya.

Oki di awal ceramah lebih banyak menyampaikan tentang sirah nabawiyah atau sejarah Nabi Muhammad SAW ketika berjihad di zaman jahiliyah. Nabi Muhammad SAW disebut Oki rela mengorbankan harta dan nyawa demi menegakan kejayaan Islam, kala itu.

Di balik pengorbanan Nabi Muhammad ada wanita luar biasa, yang tak lain istrinya, Siti Khatijah. Istri Rosululloh merupakan perempuan suci. Dia akan selalu mendukung Nabi dalam melakukan dakwah dan termasuk wanita salihah.

Disebut CEO Neuro Nadi Indonesia-sebuah metode bimbingan belajar membaca Alquran, gampang untuk menjadi perempuan suci. Syaratnya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, menjalankan rukun Islam, taat pada Allah, taat pada suami dan mampu menjaga diri.

blank
Oki Setiana Dewa melakukan foto bersama Ibu Fairuz Eko Purnomo   di pandapa belakang sebelum acara tablig akbar “Khadijah di Zaman Milenial”, di    mulai. Foto : Muharno Zarka

“Seorang perempuan yang suci apakah ketika suami tidak di rumah mampu menjaga dirinnya dengan baik. Menjaga kehormatannya di manapun dan kapanpun serta selalu menghormati dan menjaga martabat suami? Apakah perempuan-perempuan milenial sudah melakukan itu?” tanyanya.

Ketika melihat bergaulan remaja putri di era revolusi industri 4.0 ini, Oki mengaku sempat risau. Karena tak sedikit remaja putri yang tidak bisa menjaga diri dan terlibat dalam pergaulan bebas. Perempuan yang sudah berkeluarga melakukan perselingkuhan.

“Ketika ingin menjadi Khatijah di zaman milenial tidak seperti itu. Harus merubah perilaku dan pergaulan. Jadilah rumah tangga sebagai rumah surga dan masa remaja dimanfaatkan untuk mendalami Alquran”, harapnya.

Di akhir acara dilakukan penggalangan dana. Ada empat wanita yang hadir memberikan sedakah masing-masih Rp 10 juta dan 3 perempuan menyumbang Rp 5 juta dan beberapa orang memberikan sedekah secara suka rela untuk pembangunan rumah tahfidz di lokasi bencana.

suarabaru.id/Muharno Zarka