blank

WONOGIRI-Habib Lutfi Bin Yahya menyeru, dengan adanya perbedaan yang ada di Indonesia ini menunjukkan bahwa Indonesia kaya, jangan mau Indonesia dikatakan miskin.

Hargai para leluhur yaitu pahlawan pahlawan islam yang telah berkorban dengan tetesan keringat dan darah demi bersatunya NKRI ini, maka itu mari kita berjuang dengan jalan mewujudkan pada untuk menjaga akhlakul karimah pada diri masing masing itulah yang lebih penting untuk menyatukan indonesia agar aman damai serta sejuk, sehingga kita tidak mudah dipecah belah oleh pihak luar yang tidak suka indonesia bersatu.

“Saat ini memang bangsa kita ketinggalan dengan negara lain karena Indonesia tidak memiliki tenaga ahli yang banyak seperti negara lain mari bersama – sama kita majukan bangsa Indonesia. Kita harus bangga menjadi Bangsa Indonesia karena memiliki Polri dan TNI yang kuat untuk itu kita jaga NKRI, pilihan dan partai boleh beda namun tetap satu bangsa yaitu Indonesia , karena Indonesia hanya satu tidak ada yang lainnya.Kita boleh berdakwah tapi jangan menyinggung khilafiyah, jangan suka menyalahkan apalagi mengkafirkan,” pesannya pada Pengajian akbar dalam rangka menyambut Pemilu 2019 dengan Damai dan Sejuk menghadirkan Habib Lutfi Bin Yahya, Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dan Gus Muwafig di halaman Satlantas Polres Wonogiri, Rabu (27/2) malam.

Adapun hadir tamu undangan sebagai berikut Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Dandim 0728 Wonogiri Letkol Inf Heri Amrullah, Kapolres Jajaran Solo Raya dan jamaah pengajian akbar sekitar 5000 orang.

Pembukaan diawali dengan pembacaan ayat suci al quran oleh qori AIPTU M. Saifudin anggota polres wonogiri dengan mengambil surat hud serta hadroh yang dilantunkan oleh Habib Ali Zainal Abidin Assegaf.

Dalam sambutannya Kapolres Wonogiri AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, menyampaikan Pesta demokrasi yang akan digelar pada 17 april 2019 nanti kita harus bela negara, bela negara ini yaitu tentukan pilihan yang sesuai dengan hati nurani masing masing, dan jangan mudah percaya informasi hoax, demi persatuan dan kesatuan maka kita jangan mau dipecah belah meskipun kita berbeda beda suku agama, ujarnya.

Sedangkan Gus Muwafiq mengatakan dalam mencapai tujuan yang mulia semua harus berkorban dan butuh tirakat maupun amalan tertentu, kalau Islam dengan cara berdzikir kalau orang jawa kuno dengan menahan tidur.

“Perempuan adalah tiangnya negara, karena generasi bangsa lahir dari rahim perempuan, jika ingin. Lahirnya sebuah bangsa dari itu dari seorang perempuan jika tidak ada perempuan maka tidak ada negara, makanya mulaikannya perempuan agar lahir generasi hebat,” ujarnya.

Dia menuturkan jika ada negara maupun daerah yang menyia nyiakan perempuan makan negara maupun daerah akan hancur, maka muliakanlah perempuan Wonogiri.

“Ajarkan perempuan menjadi ibu yang cerdas karena dengan lahirnya ibu yang cerdas maka akan lahir anak anak yang sehat dan cerdas.Ajarkan perempuan perempuan kisah kisah perempuan yang sholihah di zaman sahabat Nabi dan kitab kitab yang ada,” terangnya.

“Kita harus menyikapi segala sesuatu dengan cerdas kadang ada permasalahan yang tidak diselesaikan dengan Al Qur ‘an dan Hadist karena kadang tidak ada di Al Qur’an dan Hadist maka kita menyikapinya harus dengan bijaksana,” pintanya.

Dia mengatakan perbedaan dalam Islam itu hal biasa namun jangan sampai mengkafirkan orang lain, karena berbeda makanya dibentuklah negara setelah terbentuk negara Kesatuan Republik Indoneaia maka kemudian mengangkat pemimpin .

Kapolres Wonogiri AKBP Uri Nartanti Istiwidayati melalui Paur Humas Aipda Iwan Sumarsono mengatakan giat tersebut dilaksanakan dalam rangka menciptakan situasi yang kondusif di wilayah Kabupaten Wonogiri serta terciptanya sinergitas antara Polri, TNI, Pemerintah Daerah dan masyarakat agar Pemilu dapat berjalan aman , damai dan sejuk.

“Kegiatan berjalan aman, tertib dan lancar, pengamanan oleh anggota Polres Wonogiri dan Polsek Wonogiri Kota dengan Wasdal Kapolsek AKP Budiyono,” tutupnya.suarabaru.id/edi