blank
TINJAU TPS : Tim dari Fakultas Tehnik Kimia UNS Solo meninjua TPS di Kelurahan Kejiwan Wonosobo, kemarin. Foto : Muharno Zarka

WONOSOBO – Sampah rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan. Sampah yang menumpuk di sembarang tempat menjadi sumber berkembangbiaknya berbagai penyakit dan mencemari lingkungan.

Karena itu, sampah rumah tangga perlu dikelola dan diolah dengan baik dan benar agar bisa mendatangkan manfaat bagi kesehatan, kebersihan lingkungan dan bahkan bisa mendatangkan keuntungan secara ekonomi.

Hal tersebut mengemuka dalam acara “Sosialisasi Pemeliharaan dan Pengolahan Sampah Rumah Tangga”, yang digelar PT Tirta Investama Wonosobo bekerjasama dengan Lembaga Pengelolaan Tehnologi Pedesaan (LPTP) di Balai Kelurahan Kejiwan Wonosobo, kemarin.

Bertindak sebagai pemateri Sunu H Pranala dan Sperisa Andriana, tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Tehnik Kimia Fakultas Tehnik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Acara tersebut diikuti perangakat kelurahan, pengurus PKK dan perwakilan perempuan se-Kelurahan Kejiwan.

Suna H Pranala mengatakan masalah sampah bisa menjadi persoalan jika tidak dikelola dan dipelihara secara benar. Pasalnya, jika sampah dibiarkan begitu saja, bisa mendatangkan bencana, baik dari sisi kesehatan maupun lingkungan.

“Perlu kesadaran individu dan kolektif terkait dengan pengelolaan sampah. Jika ada kesadaran pribadi dan gerakan massal perihal penangangan sampah, maka sampah tidak akan menjadi masalah malah sebaliknya bisa membawa berkah”, katanya.

Pria berkacamata tersebut menyebut di banyak daerah sampah sudah bisa dikelola secara baik sehingga bisa mendatangkan keuntungan secara ekonomi. Pihaknya berharap di kelurahan Kejiwan juga perlu ada managemen bank sampah yang lebih baik lagi.

TPS Mangrak

Kepala Kelurahan Kejiwan Musyafak Amirullah mengungkapkan sejak tahun 2010 Kelurahan Kejiwan sebenarnya sudah punya mesin pengolah sampah bantuan dari program Corporate Social Responcibility (SCR) dari PT Tirta Investama Wonosobo.

Namun, katanya, karena antara biaya operasional dengan hasil penjualan pengolahan sampah tidak seimbang, pengelola Tempat Pengolah Sampah (TPS) merugi. Sehingga saat ini TPS tersebut mangkrak alias tidak digunakan lagi oleh masyarakat.

Humas PT Tirta Investama Rahmat Basuki mengatakan jika memang bantuan yang sudah diberikan oleh pihak perusahaan tidak tepat guna, pihaknya bisa mengalihkan dana CSR dalam bentuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Kejiwan dan sekitarnya.

Saat ini, di Kelurahan Kejiwan selain terdapat TPS, juga ada 6 titik septiptank komunal
yang sudah dirasakan manfaatnya oleh warga. Hanya saja, 6 titik septiptank tersebut belum bisa menjangkau 5 RT 28 RT dan 1.427 KK yang ada di Kelurahan Kejiwan.

“Karenanya, saya berharap ada bantua CSR lagi dari pihak PT Tirta Investama untuk penambahan pembuatan septiptank baru agar semua warga bisa ikut memanfaatkan kegunaannya”, harap Musyafak.

Sementara itu, dosen Jurusan Tehnik Kimia Fakultas Tehnik UNS, Sperisa Andriana mengaku siap untuk mendampingi warga Kejiwan menyangkut pengelolaan sampah rumah tangga dan penataan lingkungan. Program bank sampah yang sudah ada perlu terus ditingkatkan pengelolaannya.

Usai memberikan sosialisasi pemeliharaan dan pengolahan sampah rumah tangga, tim dari Jurusan Tehnik Kimia UNS didampingi perangkat Kelurahan Kejiwan dan Humas PT Tirta Investama melakukan tinjuan lapangan di TPS dan septiptank komunal yang dikelola warga setempat.

Suarabaru.id/Muharno Zarka