blank
Menteri Pertanian yang diwakili Dirjen Hortikultura, Suwandi (tengah) memimpin panen raya jagung di lahan anggota Kelompok Tani Makmur Watang di Desa Watangrejo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Tahun 2018 Indonesia telah berswasembada jagung, dan produksi jagung nasional mengalami surplus. ”Sampai dengan Tahun 2015 kita selalu impor jagung. Tapi mulai Tahun 2016, impor jagung dihentikan, dan Tahun 2018 Indonesia mengalami surplus produksi jagung, yang memungkinkan sebagian produksinya dapat diekspor,” tegas Dirjen Hortikulutra Kementerian Pertanian, Suwandi, saat memimpin panen raya jagung di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.

Acara panen raya jagung digelar Selasa (12/2), di Dusun Pelem, Desa Watangrejo, Kecamatan Pracimantoro (45 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri). Panen raya jagung varietas ‘Biji 18’ dilakukan di lahan milik Sardi dan Sunoto, yang menjadi anggota Kelompok Tani Watang Makmur, dipimpin Menteri Pertanian yang diwakili Dirjen Hortikultura Suwandi bersama rombongan dari pusat.

Ikut hadir Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Safuan, Camat Pracimantoro, Warsito, Danramil-13 Pracimantoro yang diwakili Serka Didik Siswadi, Ketua PPL Pracimantoro Ali Mahfud. SP beserta  8 orang, Bati Ter Kodim 0728 Wonogiri Pelda M Arifin, bersama jajaran Koramil 13 Pracimantoro Serka Didik Siswadi, Serda Sarmono dan Serda Samsu Ashar, Babinsa Desa Watangrejo Serda Joko Susilo, Kepala Desa (Kades) Watangrejo Hermadi, pengurus dan anggota Gapoktan Desa Watangrejo, Perangkat Desa Watangrejo dan warga masyarakat Desa Watangrejo.

Dirjen Holtikutura, Suwandi, selaku penanggungjawab Upsus (Usaha Khusus) Pajale (Padi, Jagung, Kedele) Provinsi Jateng, mengucapkan terima kasih kepada para petani jagung yang telah mendukung sukses pencapaian swasembada jagung tingkat nasional. Swasembada jagung nasional dapat diwujudkan, dan kini dapat mengekspor jagung ke luar negeri hasil produksi petani yang dibeli dengan harga Rp 4.300,-/Kg. ”Untuk ini saya ucapkan terima kasih kepada seluruh petani jagung, utamanya petani jagung di Desa Watangrejo ini, yang telah berpartisipasi ikut mewujudkan ketahanan pangan dan mendukung pencapaian swasembada jagung nasional di Tanah Air.

Kementerian Pertanian menegaskan bahwa produksi jagung nasional Tahun 2018 mengalami surplus. Dirjen Tanaman Pangan, Sumarjo Gatot Irianto, di Jakarta, menegaskan, produksi jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49 persen per tahun. Tahun 2018, produksi jagung nasional mencapai 30 juta ton Pipilan Kering (PK). Hal ini terwujud karfena didukung luas panen per tahun rata-rata meningkat 11,06 persen, dan peningkatan produktivitas rata-rata 1,42 persen.

Berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, kebutuhan jagung nasional sebesar 15,5 juta ton PK, yakni untuk pakan ternak sebesar 7,76 juta ton PK, peternak mandiri 2,52 juta ton PK, untuk benih 120 ribu ton PK, dan industri pangan 4,76 juta ton PK. Dengan demikian, masih surplus 12,98 juta ton PK, dan bahkan Indonesia telah ekspor jagung ke Filipina dan Malaysia sebanyak 372.990 ton.(suarabaru.id/bp)