blank

TEMANGGUNG – Kasus penyakit  demam berdarah dengue (DBD)  yang terjadi di wilayah Kabupaten Temanggung  meningkat, mencapai 36 kasus  pada bulan Januari lalu. “Dari 36 kasus penyakit DBD tersebut menyebabkan 28 orang terjangkit selama bulan Januari 2019. Namun sampai saat ini sebagian besar sudah tertangani dengan baik,” kata  Kepala Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan  (P2PL Dinkes) Kabupaten Temanggung,Taryumi.

Taryumi mengatakan, meskipun mengakami peningkatan di bulan Januari lalu dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, tetapi, tidak ada warga yang meninggal akibat DBD. Dengan demikian, pihaknya belum menyatakan sebagai kejadian luar biasa.

Ia menambahkan, meskipun di awal tahun ini memang ada peningkatan kasus DBD, tetapi jumlah warga yang terjangkit penyakit ini belum menunjukan pada kehawatiran.“Kami memang sudah berusaha memberikan sosialisasi tentang hidup sehat dan saling menjaga,” katanya.

Menurutnya, peningkatan kasus DBD ini tidak hanya terjadi di Temanggung saja, namun juga terjadi di wilayah lainnya, terutama daerah yang sebelumnya juga pernah menjadi sasaran nyamuk aedes aegipty.

“Peningatan kasus ini hampir merata terjadi di seluruh wilayah Jawa Tengah,” ujarnya.

Ia berpesan, agar masyarakat bisa membedakan antara suspek demam dengue (DD) dengan DBD. Memang kedua penyakit ini hampir sama, hanya saja mempunyai perbedaan di antara kedua jenis penyakit ini.

“Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus dengeu, tetapi perbedaan mendasar pada kedua jenis penyakit ini mendasar pada kebocoran plasma, jika orang awan dengan dunia kesehatan memang kurang begitu memahami. Demam dengue gejalanya  hanya demam dan syok saja, tidak disertai dengan kebocoran plasma,” terangnya.

Sedangkan untuk DBD terdapat manifetasi pendarahan sedangkan pada DD sama sekali tidak ada manifestasi pendarahan.

Sejak awal tahun yang bersamaan dengan musim hujan, sangat dimungkinkan munculnya  berbagai macam penyakit, termasuk DBD.

suarabaru.id/Yon WB