blank
Bupati Wonogiri Joko Sutopo saat saresehan bersama nelayan dan budidaya ikan, di pendopo Kantor Bupati, Kamis (7/2). foto: edi

WONOGIRI-Bupati Wonogiri Joko Sutopo geram, lantaran puluhan nelayan masih nekat memasang jaring branjang (jaring dengan mata jala kecil) di Waduk Gajahmungkur Wonogiri. Untuk menertibkan itu, seluruh nelayan dipanggil ke pendopo Kantor Bupati, Kamis (7/2), guna diajak saresehan bersama.

Pada kesempatan tersebut,  Tri Ramdani nelayan yang tinggal di Talunombo, Kecamatan Baturetno, berdiri menyampaikan uneg-uneg mengaku mewakili teman-temannya pengguna jaring branjang.

Menurut Tri Ramdani, dirinya bersama sejumlah teman-teamnya mengaku masih menggunakan jaring branjang. Hal tersebut dia lakukan karena berbagai pertimbangan. ‘’Kami mencari ikan, tidak semuanya menggunakan  modal sendiri. Ada yang meminjam ada pula yang kredit dari bank. Karena modal pinjaman, tentunya kami harus mengembalikan. Selain itu, kondisi alam kandang airnya pasang, kadang pula susut.  Kalau pasang, air membawa berbagai sampah sehingga merusak jala kami, dan kalau surut, di dasar waduk banyak rumput dan endapan sampah yang juga kerap menyobek jala. Menghadapi kondisi tersebut, kami dituntut harus putar otak, dan jawabannya kami menggunakan jaring branjang, walau saat menggunakan kami harus curi-curi, sebab kami sadar apa yang kami lakukan melanggar aturan,  soalnya ini sudah menyangkut urusan perut, ’’ kata Tri Ramdani di hadapan Bupati dan dinas terkait.

Di kesempatan yang sama, Warseno, juga nelayan, mengaku tidak setuju atas penggunaan jaring branjang. Sebab merusak ekosistem yang ada di perairan Waduk Gajahmungkur Wonogiri. ‘’Apapun alasannya, saya sebagai nalayan tidak setuju atas penggunaan jaring branjang. Di perairan Waduk Gajahmungkur harus bersih dari jaring branjang.’’ Tegas Warseno.

Mendengar dua uneg-uneg yang berbeda, Bupati Joko Sutopo saat menjawab menegaskan bahwa semua profesi ada resikonya. ‘’Boleh saja memiliki keinginan, namun dalam mewujudkan keinginan tersebut harus mentaati aturan yang ada. Yang mau nekat menggunakan jaring branjang silahkan saja, tapi itu perbuatan ilegal, sehingga berhadapan dengan hukum. Manunya mencarikan nafkah anak istri, tapi kalau dengan cara melanggar aturan, malah justru akan merepotkan anak istri,’’ tegas Joko yang akrab disapa Mas Jekek tersebut.

Joko juga berjanji, bila semua nelayan mentaati aturan yang ada, pihaknya juga akan memberikan perhatian yang lebih. ‘’Bila semua taat aturan, nanti bantuan untuk nelayan bisa kita tambah, penebaran bibit yang biasanya dua atau tiga kali, juga bisa kita tambah, oleh karena itu monggo semua mentaati aturan yang ada,’’ pintanya.  suarabaru.id/edi