Kepala KPKNL Semarang Wildan Achmad Fananto memberikan sambutan dalam acara pelatihan, dengan didampingi Kasi Hukum dan Informasi Kamidi (kanan) dan narasumber Widiyartono R. Foto: Tony RS

 

SEMARANG- KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Semarang menggelar pelatihan jurnalistik bagi pegawai, Jumat (1/2). Dalam acara yang diikuti 25 peserta ini dibuka Kepala KPKNL Semarang Wildan Ahmad Fananto didampingi Kamidi (Kepala Seksi Hukum dan Informasi, KPKNL Semarang)

Menurut Wildan Ahmad Fananto, para pegawai KPKNL perlu dikenalkan dengan dunia tulis-menulis dan kejurnalistikan, untuk bsia lebih memperkenalkan lembaga yang bertugas menangani kekayaan negara dan lelang ini.

“Bukan bermaksud pencitraan, tetapi kami ingin lembaga ini lebih dikenal masyarakat berkaitan dengan fungsi dan peran kami,” kata Wildan.

Pelatihan jurnalistik ini menghadirkan Widiyartono R, pengurus Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Jawa Tengah. Widiyartono menyampaikan materi tentang bagaimana menulis berita dan menulis artikel. “Siapa pun dalam profesi apa pun, bila memiliki keterampilan menulis, dia akan menjadi orang yang plus. Buah pikirnya dituangkan dalam tulisan dan dibaca orang banyak. Namanya dikenal, pemikirannya bermanfaat,” kata Widiyartono.

Sementara itu Kepala Seksi Hukum dan Informasi, KPKNL Semarang, Kamidi mengatakan, semula Kegiatan ini akan diikuti oleh 14 pegawai, yang merupakan perwakilan dari seksi dan subbag umum KPKNL Semarang.  “Tetapi ternyata peserta yang ikut mencapai 25 orang. Tetapi maaf kalau ada beberapa yang terpaksa meninggalkan acara, karena memang mereka harus melayani masyarakat,” kata Kamidi.

Dikatakan Kamidi, sesuai dengan tugas dan fungsinya, seksi yang diampunya memang ada kewajiban membuat berita dengan jumlah tertentu setiap bulannya. “Berita itu akan dimuat di laman Ditjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan,” ujar Kamidi.

Pelatihan berlangsung interaktif, dan peserta juga ditugasi praktik membuat berita tentang kegiatan pelatihan jurnalistik tersebut.Sebagian besar peserta sudah bisa membuat berita, dan hanya perlu perbaikan sedikit. “Yang enting diperhatikan selain ketentuan 5 W 1 H, soal bahasa sangat penting. Jangan sampai terjadi kesalahan dalam berbahasa, agar pengertiannya tidak berbeda dengan yang dimaksud,” kata Widiyartono.

Suarabaru.id/Tony RS