blank
Pengungsi banjir yang masih bertahan di posko pengungsian Desa Jatiwetan, Kecamatan Jati. Foto: suarabaru.id

KUDUS – Banjir di wilayah Kabupaten Kudus sudah mulai menyusut, namun ratusan warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati hingga Kamis (31/1) masih bertahan di pengungsian yang berada di balai desa setempat. Terhitung empat hari mereka mengungsi sejak banjir melanda wilayah permukiman mereka.

Camat Jati Andreas Wahyu Adi mengatakan, ada  84 KK dengan 680 jiwa mengungsi di Balai Desa Jati Wetan. Mereka sejak Senin lalu mulai mengungsi di balai desa setempat.

“Kalau siang memang yang bapak-bapak pada kerja. Adapula yang sebagian kembali ke rumah yang terkena banjir,” katanya.

Ia mengatakan, kondisi terkini banjir di Jati Wetan sudah mereda dengan susutnya air, rata-rata 5-10 sentimeter. Untuk itu ia berharap agar genangan banjir segera turun.

“Sudah mulai turun 5-10 cm. Namun ada tiga dukuh yang masih tergenang air. Seperti dukuh Goleng, kenceng dan Jati Wetan,” ungkapnya.

Untuk ketersedian logistik baik makanan, hingga obat-obatan menurutnya sudah tercukupi. Tidak ada kendala. Apabila, bantuan masih kurang, ia akan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Kudus.

“Logistik, makanan, pakaian, hingga sanitasi tercukupi disini. Namun apabila kurang kami segera berkoordinasi dengan BPBD,” jelasnya.

Sementara itu, berkesempatan yang sama Kapolres Kudus AKBP Saptono mengunjungi di posko tersebut. Saptono berharap dapat meringankan beban para korban banjir.

“Kedua juga anak anak. Kita menghibur anak anak. Kita sosialisasi kepada anak anak. Kami kerja sama dengan puskesmas, dan lainnya kami siap siaga 24 jam,” jelasnya.

Tambahan Pompa

Sementara, salah seorang warga, Ridho mengungkapkan, dirinya memilih bertahan di pengungsian lantaran rumahnya hingga kini masih terendam dengan ketinggian hingga 70 cm. Menurutnya, air di wilayah tersebut sangat sulit surut lantaran kawasan yang ditinggalinya berupa cekungan.

”Agar bisa cepat surut, harus menunggu debit air sungai Wulan menyusut. Tapi hingga kini, debit sungai masih tinggi hingga air tidak bisa keluar ke sungai,” tandasnya.

Oleh karenanya, warga berharap pemkab segera turun tangan dengan mengoperasikan pompa air lebih banyak untuk membuang genangan air yang ada ke sungai Wulan. Pasalnya, pompa yang ada saat ini belum cukup maksimal membuang genangan air.

Suarabaru.id/tm