blank
Lingkungan kelas di SDN 2 Bulusulur yang sudah kontekstualkan dengan siswa dan model kelas kelompok memudahkan siswa untuk berinteraksi dan berdiskusi. foto: dok tanoto

WONOGIRI-Ada pemandangan beda di sejumlah sekolah mitra PINTAR Tanoto Foundation. Kini di saat siswa belum masuk kelas dan di waktu jam istirahat, siswa lebih memilih membaca buku-buku fiksi. Selain itu, suasana kelas tidak monoton lantaran lingkungan kelas  dibuat lebih nyaman dengan berbagai panorama tematik.

“Pada tahun pertama kerjasama ini  Tanoto Foundation  mendorong sekolah untuk menerapkan pembelajaran aktif, pengelolaan lingkungan sekolah yang mendorong siswa untuk nyaman belajar, pengembangan budaya baca di sekolah serta manajemen sekolah yang partisipatif, akuntabel, dan transparan. Rata-rata sekolah sudah menerapkan sekitar 50% materi tahap 1, dan ini baru pendampingan ke 2 dari 4 kali pendampingan,” jelas Koordinator Kabupaten Wonogiri PINTAR Tanoto Foundation, Dewajani Sitouresmi di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri,  Kamis (24/1).

Dewajani juga memaparkan bahwa perubahan nyata telah terjadi hampir di 24 sekolah mitra. Contoh nyata misalnya di SDN 02 Bulusulur, Wonogiri. Meskipun perubahannya bertahap tetapi hal ini menjadi pertanda baik akan kemanfaatan program.  Misalnya Kelas 1 telah memperindah dindingnya dengan gambar-gambar tematik.

SDN 2 Bulusulur tidak perlu mengeluarkan uang dari anggaran bantuan operasional sekolah (BOS) nya, karena ternyata cat-cat dan tukang gambarnya semua dibiayai oleh paguyuban wali murid. Saat ini paguyuban kelas 1 sedang membuatkan rak buku untuk sudut baca di kelas dan sisa dari uang yang dikumpulkan untuk membeli cat dan membayar tukang gambarnya. Aktifnya paguyuban kelas ini tidak hanya terjadi di kelas 1 tetapi juga di kelas-kelas yang lainnya.  Merekapun merencanakan hal yang sama untuk memperindah kelas dan mewujudkan budaya baca.

Menindaklanjuti dampak positif program  Tanoto Foundation tersebut,  kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri menerbitkan surat edaran berisi himbauan kepada pusat kegiatan gugus (PKG), kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), kelompok kerja kepala sekolah (K3S) SD dan SMP sebagai wadah koordinasi dan pembinaan keprofesian pendidikan dan tenaga kependidikan.

“Sehubungan dengan hal tersebut perlu kami sampaikan imbauan untuk mengadakan diseminasi pelatihan dan replikasi program peningkatan kompetensi guru yang dikembangkan oleh Tanoto Foundation bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Wonogiri,” bunyi surat edaran yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Drs Siswanto, MPd tertanggal 7 Januari 2019 tersebut. suarabaru.id/edi