blank
PETANI : Cabai merah petani Purworejo, Blora, diborong ASN Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Blora. Foto : Ist/Wahono/

BLORA – Harga cabai merah di tingkat petani masih jeblok. Sabtu (19/1), cabai keriting petani di Blora hanya laku Rp 7.000 hingga Rp 8.500 perkilogramnya.

Harga jeblok cabai merah keriting, terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Jepon, Jiken,  Kunduran, Ngawen, Dan Bogorejo,  Kabupaten Blora.

“Saya jual 12 kilogram di Pasar Blora,  lombok saya dibeli Rp 7.500 perkilogram,” ungkap Sutik (40), warga Desa Bogorejo.

Parjan (57), warga Desa Jiken,  Kecamatan Jiken,  mengaku harga lomboknya juga jeblok.

“Lombok saya 17 kilogram,  laku Rp 8.100 per kilogram,  padahal awal Januari 2019 laku Rp 13.500,” akunya.

Untuk menolong para petani,  aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Blora menggelar aksi borong cabai di Jepon, Rp 15.000 perkilogram.

Lantaran harga masih belum membaik, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, juga menggelar aksi yang sama.

Diborong ASN

Aksi memborong cabai, diawali beberapa petani Desa Purworejo membawa hasil panen Ke kantor Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan.

Setibanya gedung Konco Tani, ratusan kilogram cabai merah segar dalam karung plastik, ditumpahkan di pelataran yang sudah disiapkan sebelumnya.

Selanjutnya, lombok merah keriting dibungkusi satu kilogram, dua kilogram, Dan tiga kilogram.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Hj.  Reni Miharti, memimpin pembungkusan cabai merah segar bersama sejumlah pegawai yang ada di kantornya.

Usai packing,  cabai tiga kuintal lebih milik beberapa petani, dibagikan kepada seluruh ASN di dinas itu untuk dibeli.

“Kami langsung beli dari petani, ini sebagai salah satu upaya untuk menstabilkan harga,” kata Reni.

Di Blora, lanjutnya,  harga beli para tengkulak ke petani hanya sekitar Rp 7.500 hingga Rp 9.000 perkilogram.

Jika harga ditekan seperti itu, petani akan merugi, sehingga ASN di Dinas Pertanian menggelar aksi borong cabai petani, tambah Reni Miharti.

Di aksi borong cabai, dibeli dengan harga yang lebih layak Rp 14.000,00 perkilogram, sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan lebih besar.

“Borong cabai petani ini,  sesuai imbauan Bupati melaui Sekda Blora,” tandas Reni.

Dalam imbauannya,  Sekretaris Daerah minta agar seluruh ASN ikut turun andil dalam penstabilan harga cabai, dan membeli langsung dari petani.

Reni berharap, harga cabai kembali normal, tengkulak tidak seenaknya menatok harga komoditas hortikultura, dan petani bisa segera menikmati hasil panennya dengan harga yang layak.

Aksi borong cabai disambut pisitif Sukirno dan Fikri, petani Desa Purworejo, Kecamatan Blora, mengaku senang karena hasil tanamannya bisa terjual sesuai harapan.

“Di desa saya ada lahan cabai seluas 30 hektar,  saat mulai masa panen pertama,” ungkap Sukirno.

Di desanya,  pertani menanam cabai merah varietas Lado dan Kiyo. Kualitasnya bagus dan berukuran besar.

Jika masih ada yang mau beli, Sukirno selaku Ketua Gapoktan Bina Tani Desa Purworejo, siap mengirim cabai merahnya. suarabaru.id/wahono