BLORA – Manajemen PDAM Blora sempat dibikin pusing dengan pengeringan Waduk Tempuran. Namun kini, tertolong proyek SPAM Bengawan Solo yang airnya mengalir ke menara air di Kunden, Kota Blora.
Sebabnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amerta Kabupaten Blora, selama ini mengandalkan air baku Waduk Tempuran, Sungai Ngampel, dan sumber Kajar.
Setelah Waduk Tempuran dikeringkan, praktis air baku di waduk itu kosong, dan BUMD itu hanya mampu melayani sekitar 1.200 pelanggan dari dua sumber yang debitnya juga minim..
“Proyek SPAM sudah mengalir, sekitar 3.800 pelanggan di Blora terlayani dengan baik,” jelas Direktur Utama PDAM Blora, Yan Riya Pramono, Senin (14/1).
Menurut Yan Riya, musim kemarau 2018 lalu pelanggannya di Kota Blora dan sekitarnya tidak terlayani maksimal, hanya sekitar 1.000 dari 3.800 pelanggan saja yang bisa terjangkau, karena air baku mengalami penurunan drastis.
Bahkan setelah musim hujan, air baku Waduk Tempuran juga tidak bisa membantu PDAM, karena dikeringkan untuk keperluan proyek perbaikan waduk, sementara Kali Ngampel dan sumber Kajar debitnya juga minim.
Untungnya, proyek Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) yang pipa jaringan distribusi utama (JDU) memanjang dari DAS Bengawan Solo ke Kota Blora mulai mengalir, kini pelanggan PDAM di Blora dan sekitarnya bisa terlayani.
Lancar
Diakuinya, pekan lalu air sungai Bengawan Solo terjadi keruh, kotor, dan banyak limbah mengalir dari hulu (atas). Untuk sementara pengaliran ke menara air di Kota Blora dihentikan.
“Saat ini, proyek SPAM sifatnya masih diujicoba, tapi sudah bisa menolong kami untuk pelanggan di Kota Blora,” beber Yan Riya Pramono.
Namun sudah beberapa hari ini, SPAM sudah lancar mengalir dari Bengawan Solo ke Blora, dengan debit air rata-rata 30 sampai 35 liter perdetik.
Diberitakan sebelumnya, proyek SPAM bantuan pemerintah pusat berbiaya Rp 135 miliar yang digarap sejak 2014 oleh PT. Hutama Karya (HK), siap diujicoba akhir Desember 2018.
Untuk sampai di menara air Blora, JDU atau pipa induk sepanjang 42 kilometer itu dilengkapi intake berlokasi di Cepu, dan dua boster pendorong air di Sambong dan Jiken.
Proyek multi year tersebut, melintasi lima kecamatan (Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, Blora ). Diproyeksikan kedepan bisa melayani kebutuhan air untuk 8.000 kepala keluarga (KK) berkapasitas 200 liter/detik. suarabaru.id/wahono