blank
Direktur Bumdes Sendang Pinilih, Sukamto (kanan), dilantik menjadi Kades Sendang oleh Bupati Wonogiri Joko Sutopo (kiri). Sebagai Kades baru, Sukamto bertekad memaksimalkan pengembangan potensi wisata di desanya.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, terletak di sisi barat perairan Waduk Gajahmungkur, berjarak sekitar 7 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri. Selama ini, tempat ini menjadi pusat kunjungan wisata terkait dengan keberadaan Obyek Wisata Sendang Asri Waduk Gajahmungkur, Wonogiri, yang dikelola Pemkab Wonogiri.

Di luar itu, Desa Sendang telah mendunia berkat olahraga dirgantara. Karena menjadi pusat landasan take of penerbangan para atlet gantole dan paralayang. Telah berulangkali event kejuaraan nasional (Kejurnas) dan kejuaraan internasional gantole serta paralayang, digelar di perbukitan Desa Sendang. ”Bulan Agustus-September 2019 mendatang, di sini kembali akan digelar kejuaraan internasional paralayang lagi,” jelas Kepala Desa (Kades) Sendang, Sukamto.

Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sendang Pinilih, telah berhasil dikembangkan tiga destinasi wisata baru di Desa Sendang, sebagai pusat kunjungan para pelancong. Terdiri atas Bukit Watu Cenik, Bukit Joglo dan menara pandang Soko Gunung. Watu Cenik, berajarak 1,5 Km dari ruas jalan raya Wonogiri-Wuryantoro, merupakan lokasi pertama untuk landasan take of para atlet gantole. Lokasi peluncuran gantole ini, kemudian dipindahkan ke Bukit Joglo yang berjarak 1,5 Km ke arah atas. Bersamaan itu, dikembangkan obyek wisata baru menara pandang Soko Gunung, berjarak 3,7 Km dari ruas jalan raya.

Direktur Bumdes Sendang Pinilih, Sukamto, yang sejak Tanggal 27 Desember 2018 dilantik menjadi Kades Sendang, menyatakan, akan memaksimalkan pengembangan potensi wisata alam guna menarik kedatangan para pelancong. Para pengunjung yang berwisata ke perbukitan Gunung Seribu wilayah Desa Sendang, dimanjakan oleh indahnya pemandangan alam, yang cocok untuk selfie atau berswafoto. Lebih dari itu, di Bukit Cenik pelancong dapat terbang memakai balon udara. Kemudian di Bukit Joglo, dapat terbang tandem bersama para atlet paralayang.

Sebagai landasan take of gantole dan paralayang, Bukit Joglo mendunia terkait dengan lokasi ini telah berulangkali menjadi ajang kejuaraan olahraga dirgantara bertaraf nasional dan internasional. Utamanya untuk nomor cross country. ”Sekarang ini, kami berupaya membuka lagi puncak Bukit Watu Lumbung, untuk dijadikan landasan baru gantole dan paralayang,” tandas Kades Sendang Sukamto, sembari menambahkan pada Bulan Sura yang lalu telah dilakukan ujicoba kejuaraan yang diikuti 40 atlet. Ujicoba kejuaraan tersebut berjalan sukses, didukung potensi angin dan kondisi termal yang baik, serta dinyatakan layak pakai karena memenuhi pula aspek safety-nya. ”Utamanya untuk nomor KTM atau ketepatan mendarat,” kata Sukamto.

Kecuali Bukit Watu Lumbung, digagas lagi penambahan lokasi destinasi wisata baru di Kedungareng, yang terleak di bibir barat laut perairan Waduk Gajahmungkur Wonogiri, untuk dikembangkan sebagai pusat pemancingan. ”Kami merangkul para pemancing mania untuk memberikan partisipasi sumbang sarannya, guna mengembangkan kawasan Kedungareng menjadi pusat pemancingan Waduk Gajahmungkur,” ujar Kades Sukamto.(suarabaru.id/bp)