blank
Air sungai Bengawan Solo belakangan ini nampak meninggi namun masih batas aman. foto: suarabaru.id/wahono

BLORA – Warga Cepu, Blora, menikmati pergantian tahun 2018 ke 2019 dengan tenang. Tidak ada perasaan ketar-ketir atau waswas dari ancaman banjir luapan sungai Bengawan Solo.

Perasaan sama dirasakan masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Kradenan dan Kecamatan Kedungtuban, khususnya warga yang berdomisili di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo.

Warga Jawa Timur yang berdomisili di sepanjang DAS Bengawan Solo, seperti di Kecamatan Padangan, Batokan, Galuk, Kabupaten Bojonegoro, memasuki tahun baru 2019 juga merasa tentram dan nyaman.

Supardi (55), bapak tiga anak penduduk Kedungtuban, Blora, mengaku berbahagia, karena masuk tahun baru bersama isteri dan anak-anaknya tanpa diliputi waswas dari ancaman air Bengawan Solo di timur rumahnya.

Prasetyo, warga Kelurahan Balun, Cepu, menjelaskan tahun-tahun sebelumnya, setiap moment tahun baru Bengawan Solo meluap tinggi, merendam rumah-tumah warga.

blank
MENINGGI : Sungai Bengawan Solo di perbatasan Jateng-Jateng timur Kota Kecamatan Cepu, Blora, agak meninggi tapi aman. Foto : suarabaru.id/ Wahono

Tetap Waspada

Namun sejak 2010, meski turun hujan, air Bengawan Solo di timur rumahnya, dan ribuan rumah warga tidak ada masalah soal banjir.

“Setelah pemerintah pusat membangung tanggul pengamanan di kanan-kiri DAS Bengawan Solo, warga Cepu sudah jarang kebanjiran,” jelas Kapolsek Cepu, AKP Slamet Riyanto.

Meski demikian, warga di sepanjang DAS Bengawan Solo diminta untuk selalu waspada, antisipasi jika terjadi banir luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu, pesannya.

Pantauan di Kecamatan Cepu di perbatasan Jateng-Jatim di timur jembatan Bengawan Solo, terlihat permukaannya air agak meninggi.

Namun perahu (jukung-jukung) penambang pasir hitam tradisional sebagian tetap bekerja seperti biasa, sementara di utara jembatan terdapat belasan jukung yang ditambatkan di tepian sungai.

Data di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, puluhan desa dan kelurahan di Kecamatan Cepu, Kedungtuban dan Kradenan masuk baftar rawan banjir

Juga puluhan desa di wilayah Bojonegoro (Jatim), juga masuk kawasan rawan banjir Bengawan Solo. Setiap musim hujan tiba, sering rumah-rumah penduduk dan lahan pertanian terendam air.

Desa-desa seperti Nglanjuk, Ngloram, Jipang, Getas, Cepu kota (Cepu), Medalem, sumberpitu, Menden (Kradenan) dan sejumlah desa di Kecamatan Kedungtuban, jadi langganan banjir Bengawan Solo.(suarabaru.id/wahono)