blank
Susana Talkshow dalam program Ulama Menyapa di TVKU, dengan narasumber KH Hanief Ismail Lc,Drs KH Muhammad Zaen Yusuf MM dan Prof Noor Achmad

SEMARANG– Para ulama Jawa Tengah berharap memasuki tahun 2019, di tengah tahun politik, masyarakat Jateng menunjukkan kedewasaaan tinggi dalam berpolitik, agar perhelatan Pilpres dan Pileg berjalan  lancar dan damai dalam nuansa keguyuban yang tinggi.

“Bahkan kita berharap, provinsi Jateng dapat menjadi pelopor perdamaian dalam penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut,” tegas Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof Dr KH Noor Achmad, MA pada dialog interaktif ‘Ulama Menyapa’ di TVKU, Senin (31/12/2018).

Dalam dialog berdurasi satu jam yang dipandu Myra Azzahra, mengetengahkan tema Makna Peringatan Tahun Baru dalam Perspektif Islam. Tampil dua nasum lain, Ketua Takmir Masjid Agung Kauman, Semarang, KH Hanief Ismail Lc dan Pimpinan Baznas Jateng Drs KH Muhammad Zaen Yusuf MM.

Prof Noor Achmad yang juga Ketua DPP Masjid Agung Jawa Tengah, menegaskan, membingkai perdamaian dalam nuansa Pilpres dan Pileg di 2019, bukan hal mudah. Mengingat pertarungan politik antartim sukses di ranah media sosial semakin menajam.

Prof Noor berharap Jateng tak larut dalam nuansa tersebut, namun justru mampu menjadi simbol perdamaian, mengingat masyarakat Jateng terbiasa dengan suasana guyub rukun.

“Apalagi para ulama dan tokoh agama tiada henti memberi nasihat dan pencerahan tentang betapa pentingnya kita semua menjaga persatuan dan keutuhan umat di tengah tahun npolitik,” tambahnya.

KH Hanief Ismail Lc dan KH Muhammad Zaen Yusuf menggarisbawahi harapan Prof KH Noor Achmad. Kiai Hanief menyoroti pula munculnya ‘perang’ ulama di media sosial karena berada di tim sukses yang berbeda.

“Maka, di tahun baru ini, ulama juga harus bermuhasabah. Ulama juga manusia biasa yang tak lepas dari kurang kesempurnaan,” tegasnya.

Kiai Hanief menyatakan prihatin atas munculnya dua timsukses Pilpres  yang semakin meruncing pada ranah politik praktis. Akhirnya ada yang terjebak membawa agama hingga berpotensi memicu perpecahan.

KH Muhammad Zaen Yusuf meminta semua potensi masyarakat bersikap arif dalam tahun politik 2019. Beda pilihan itu wajar, boleh-boleh saja. Tapi, jangan menggoyahkan persatuan. Termasuk dalam memanfaatkan media sosial hendaknya dilakukan secara bijak. Istilahnya, saring sebelum disharing.

Muhasabah di tahun baru, katanya, sangat penting, sebagaimana Sabda Nabi yang diriwayatkan Al Bayhaqy, tak akan bergerak ke dua tapak kaki seorang hambaku pada hari kiamat nanti hingga ia ditanyakan empat perkara, dari umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dipergunakan, tentang hartanya dari mana diperoleh dan dibelanjakan untuk apa, dan tentang ilmunya diamalkan untuk apa.(suarabaru.id/sl)