blank

Pentingnya Sistem Pengendalian Intern dalam Akuntansi

Oleh : Anggraini Septi Y

Sistem Pengendalian Intern dalam akuntansi memiliki peranan penting karena sistem  pengendalian intern merupakan prosedur atau sistem yang dirancang untuk mengontorol, mengawasi, mengarahkan organisasi agar dapat mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan, membantu menyediakan informasi akuntansi yang handal untuk laporan keuangan, dan menjamin dipatuhinnya hukum dan peraturan yang berlaku.

Sistem pengendalian internal pada dasarnya meliputi pengorganisasian, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data keuangan, mendorong efisiensi dan dipenuhinya kebijakan menejemen.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :

  1. Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
  2. Pelaporan Keuangan yang handal
  3. Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan

Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :

  1. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
  2. Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim sehingga dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan.
  3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya.

Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :

  1. Lingkunganpengendalian
    Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
  2. PenilaianResiko
    Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”.
  3. Aktivitaspengendalian
    Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya (aset), pemisahan tugas dan tanggung jawab.
  4. InformasidanKomunikasi
    Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka.
  5. Pengawasan
    Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas superviser.

Diharapkan dapat meningkatkan kulitas sistem pengendalian intern yang baik yang dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas staf dilingkungan pengendalian. Diharapkan dengan adanya Kelima komponen yang saling terkait satu dengan lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis.(suarabaru.id/ Anggraini Septi Y, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Unissula)