blank
Para petugas Damkar Pemkab Wonogiri, dikerahkan untuk melakukan penuntasan pemadaman kebakaran kandang sapi di Dusun Bercak Desa Jatimarto, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Kebakaran terjadi pada kandang sapi milik peternak Sanimin (60), warga Dusun Bercak Kidul RT 2/RW 10, Desa Jatimarto, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Pemicu kebakaran yang terjadi Selasa malam (18/12), ini berasal dari nyala api pembakaran jerami sisa pakan ternak yang berlokasi di tepi kandang. Pemilik kandang dibantu warga sekitar, berupaya menyelamatkan sapi piarannya untuk dikeluarkan dari kandang, sebelum kobaran api maki membesar.

Kapolres Wonogiri AKBP Uri Nartanti Istiwidayati dan Kapolsek Ngadirojo AKP Subroto, melalui Kasubag Humas Polres Kompol Hariyanto, Rabu (19/12), menyebutkan, kobaran api yang membakar kandang sapi berlangsung pukul 19.30. Pemilik bersama Saksi Suwarso (58), segera berupaya membebaskan sapi piaraannya dari dalam kandang, untuk diungsikan ke tempat aman. Kemudian bersama warga sekitar, dilakukan upaya pemadaman dengan cara tradisional, serta mendatangkan pula bantuan mobil pemadam kebakaran (Damkar) dari Pemkab Wonogiri.

Untuk memadamkan api, didatangkan pula dua unit mobil Damkar Pemkab Wonogiri. Langkah ini dilakukan, agar kobaran api tidak menjalar ke rumah induk dan pemukiman warga di sekitarnya. Selang setengah jam kemudian, api dapat dipadamkan. Taksir kerugian materi mencapai sekitar Rp 25 juta. Pemilik kandang, Sanmin, menyatakan, api yang membakar kandang ternaknya tersebut, berasal dari api ‘bedian’ (perapian) yang sengaja dibuat di dekat rumah kandang. Tujuannya, untuk menyingkirkan nyamuk dan menghangatkan sapi di kandang dari lilitan cuaca dingin malam hari.

Ditegaskan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, tidak ada korban nya dalam kasus kebakaran kandang ternak milik Sanimin tersebut. Untuk semnetara, sapi piaran Sanimin, diungsikan ke kandang lain dengan cara dititipkan ke sesama peternak yang posisinya berdekatan dengan rumah korban. Kepada para pemilik ternak dan masyarakat, diserukan untuk tidak sembrono dalam memanfaatkan api. Terlebih lagi bila malam hari, yang biasanya terlepas dari pengamatan dan kontrol warga, karena terlena sebab keburu istirahat dan tidur.(suarabaru.id/bp)