blank
Tawon Gung dikenal pula sebagai tawon setan. Koloninya mencapai ribuan dan sengatan racunnya mematikan. Merasa terusik sarangnya, mendadak menyerang secara ganas pengunduh madu lebah hutan, Adi Cipto Purwanto sampai tewas.(suarabaru.id/dok)

WONOGIRI – Pengunduh madu lebah hutan, Adi Cipto Purwanto (28), warga Dusun Duwet RT 1/RW 9, Desa Pasekan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, tewas diserang oleh sengatan ribuan koloni tawon Gung (Apis dorsata). Yakni tawon liar ganas yang populer disebut pula sebagai tawon setan, yang sengatan racunnya mematikan.

Sehari-harinya, korban bekerja sebagai Guru Olahraga SMA Veteran 3 Tambakromo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul DI Yogyakarta. Menurut Camat Eromoko, Danang Erwanto, korban bersama rekan-rekannya sebenanrya telah berpengalaman mengunduh madu tawon liar yang berada di lereng gunung, pinggang perbukitan, puncak pohon hutan dan sarang yang berada di kebun. Tapi naas menimpa Adi tatkala berenam melakukan pengunduhan maduk tawon liar di Dusun Migit, Desa Pasekan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri.

Untuk mengunduh madu tawon Gung yang bersarang di pohon Sengon, Adi berupaya memanjat pohon kelapa yang tumbuh berhimpitan dengan bawa obor. Ketika madu belum dapat terunduh, dia tidak tahan diserang sengatan koloni ribuan tawon Gung, dan akhirnya terpelorot ke bawah dan jatuh terhempas ke tanah berbatu dari ketinggian sekitar 3 Meter, dan akhirnya tewas dengan luka di dahi, mengalami gii tanggal, dan luka sengatan tawon di hampir semua anggota tubuhnya.

Jenazah Adi Cipto Purwanto, Rabu (5/12) dimakamkan dengan diantar banyak pelayat. Kepala SMP Negeri 4 Pracimantoro, Agus Sumarno, ikut melayat ke rumah duka. Demikian halnya dengan Guru Mudjoko, juga ikut datang bersama puluhan warga yang takziah. Korban tewas meninggalkan seorang istri dan satu orang anak. Kapolres Wonogiri AKBP Uri Nartanti Istiwidayati dan Kapolsek Eromoko Iptu Anom Prabowo, melalui kasubag Humas Polres Kompol Hariyanto, menyatakan, saat kejadian korban ditemani oleh lima orang rekannya.
Awalnya, Adi Cipto berniat akan mengunduh madu tawon liar sendirian. Tapi lima rekannya tidak tega, dan kemudian menemani kepergian Adi. Kelima rekannya terdiri atas Supriyanto (45), Wasito (30), Kanto (45), Sudarto (30) dan Sutrisno (30), semuanya merupakan penduduk asal Dusun Tempuran Kidul dan Dusun Tempuran Lor, Desa Tempurharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri.

Camat Eromoko, Danang Erwanto, menyebutkan, korban sebenarya telah terbiasa mencari madu dengan cara mengunduhnya dari sarang tawon liar yang hidup di kawasan hutan atau lahan tegalan yang jauh dari pemukiman. Namun malang, pada pengunduhan kali ini dia gagal. ”Bisa jadi dia salah perhitungan dalam menentukan waktu pengunduhan. ”Musimnya saat ini tidak tepat untuk melakukan pengunduhan madu, sebab saat ini tawon berperangai agresif dan mudah mengamuk manakala merasa ada yang mengusiknya,” jelas Camat Eromoko, Danang Erwanto.(suarabaru.id/bp)