blank
KERJA KERAS : Tim tehnis PT PLN Rayon Blora, kerja keras membenahi dan merawatan jaringan listrik akibat gangguan pohon tumbang di musim penghujan. Foto : Wahono

BLORA Angin kencang sering menggoyang wilayah Blora. Ranting, pohon, dan benda lain banyak yang patah, roboh serta terbang melayang menimpuk merusak jaringan listrik PT PLN (Persero).

Akibatnya, suplai listrik ke rumah pelanggan, perbankan, perkantoran, fasilitas publik dan aktivitas perusahaan negara maupun swasta (BUMN/BUMS) terganggu hingga berjam-jam.

“Mulai pukul 10.30 WIB sampai sore tadi, listrik di daerah saya padam,” ungkap Sunaryo (44), warga Kelurahan Tempelan, Kota Blora, Rabu (5/12).

Keluhan yang sama dilontarkan Haryanto, warga jalan Ki Soreng, Blora, listrik rumah padam berjam-jam. Menurutnya, tidak hanya sekali dua kali, tapi sering terjadi saat musim hujan ini.

“Sejak Rabu siang tadi, listrik di komplek saya padam, sore baru nyala, sebelunya juga agak sering terjadi,” tambahnya.

Manager PT PLN (Persero) Rayon Blora, Mahfud Sungadi, memaklumi keluhan warga pelanggannya, dan menyatakan pemohonan maaf atas ketidaknyamanan layanan listrik akhir-akhir ini.

Menurutnya, gangguan sering terjadi akibat hujan dan bencana angin kencang, sehngga harus melakukan perawatan dan pembenahan jaringan, karena hampir 70 persen gangguan yang terjadi saat ini akibat pohon.

Siaga 24 Jam

Gangguan lainnya, tambah Mahfud, karena petir, hewan (binatang), dan gangguan lainnya. Agar pelayanan kepada pelanggan tetap terjaga baik, petugas gangguan siaga 24 jam penuh, katanya.

Selanjutnya untuk mengantisipasi ganggunan di musim hujan, pihaknya bekerja keras melakukan pembenahan jaringan dengan memotong (rabas-rabas) ranting, dan tegakan pohon yang berisiko menggangu jaringan.

Masalah yang sama sering terjadi di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Cepu. Tidak hanya pohon dan benda yang terbawa angin, petir, binatang seperti burung, ular serta tokek juga mengganggu jaringan.

Manager PT PLN Rayon Cepu, M. Alwi Sofian, mengatakan gangguan jaringan listrik akibat hewan mencapai sekitar 25 persen, terbanyak burung merpati, disusul tokek, ular dan sepuluh persen karena sambaran petir dan ulah manusia.

“Gangguna listrik akibat hewan, petir dan manusia sekitar 25 persen, pohon, angin dan sejenisnya 70 persen,” bebernya.

Seperti di Rayon Blora, untuk mewujudnya bebas listrik padam di musim penghujan ini, pihaknya melakukan pembenahan jaringan dengan memotong ranting, tegakan pohon, dan pemasangan isolator.(suarabarau.id/wahono)