blank
Budi Setyo Purnomo, Ketua KPID Jawa Tengah

SEMARANG-Ketua KPID Jawa Tengah, Budi Setyo Purnomo menekankan bahwa dalam tahun politik ini, pasangan calon yang mengikuti kontestasi Pemilu 2019 sering memanfaatkan celah dalam menggunakan media penyiaran sehingga muncul kesan bahwa media penyiaran tersebut memihak pada salah satu calon.

Ada banyak celah yang biasanya dimanfaatkan oleh media penyiaran seperti pemilihan tema, pemilihan narasumber atau moderator, serta frame yang dibuat untuk bertujuan memihak salah satu pasangan calon.

Semisal pengambilan gambar oleh kameramen maupun fotografer, yang sudah dikonstruksi sedemikian rupa oleh paslon tertentu. Contoh lain, dalam tayangan dialog, dipilih narasumber yang condong ke calon tertentu. Padahal, narasumber yang dihadirkan mestinya netral.

Pembawa acara juga bisa menjadi celah. Host yang berpihak pada paslon tertentu, pasti akan mengajukan pertanyaan yang baik-baik saja. Ini harus dicermati. Liputan wartawan di lapangan juga harus dicermati, agar tidak muncul kesan memihak,”  tuturnya.

Ketua KPID Jawa Tengah meminta agar Bawaslu lebih jeli terhadap lembaga penyiaran dalam menyiarkan informasi terkait pasangan calon (paslon) yang berlaga dalam Pemilu 2019. Hal ini untuk menghindari ketidaknetralan dan  kesan memihak salah satu paslon. Hal itu juga berlaku dalam penayangan acara yang berhubungan dengan paslon.

Dalam penyelenggaraan pesta demokrasi, media berperan menentukan sukses tidaknya hajatan lima tahunan tersebut. Namun demikian, media, baik lembaga penyiaran elektronik, maupun media cetak dan online, tidak seharusnya bisa dikonstruksi untuk kepentingan-kepentingan pribadi.

Sesuai dengan amanat undang-undang 32 tahun 2002 tentang Penyiaran dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) media penyiaran wajib bersifat netral.(suarabaru.id/sl)