blank
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina menjadi narasumber pada Workshop Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Perempuan di Daerah, (Suarabaru.id/dok)

 

MAGELANG- Keterwakilan perempuan pada Pemilu 2014 di Kota Magelang masih kurang ideal. Berdasarkan data, anggota legislatif perempuan di DPRD Kota Magelang hanya 25 persen, atau 6 orang.

‘’Saat ini keterwakilan perempuan masih minim tapi sudah cukup ada perubahan, sehingga perlu ada peningkatan kapasitas dengan cara meningkatkan kepercayaan diri. Kenali potensi atau modalitas dari caleg perempuan dan tunjukkan pada saat kampanye,’’ kata Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina, saat menghadiri Workshop Pelaksanaan Kebijakan Perlidungan Perempuan di Daerah, di kemarin.

Dia menuturkan, calon legislatif perempuan harus mampu bersaing, baik dengan laki-laki ataupun dengan caleg perempuan pesaingnya. ‘’Caleg-caleg yang baru di sini  harus benar-benar memperlihatkan potensi atau kemampuan diri,’’ ungkapnya.

Menurutnya, yang nanti akan dinilai oleh masyarakat bukan hanya penampilan caleg yang seperti  artis, tetapi lebih kepada intelegensi ataupun kepandaian/kemampuan mereka.

‘’Saya berharap caleg-caleg perempuan Kota Magelang akan bisa berubah menjadi wakil rakyat yang benar-benar mewakili kuota perempuan, tidak hanya sekedar ini bisa dibaca namanya,’’ pinta Windarti.

Dia menyebutkan, keterwakilan perempuan dalam Pileg 2019  wajib terpenuhi sekurang-kurangnya 30 persen. Hal itu tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, dan juga tertuang dalam Peraturan KPU Nomor 20 Tahun 2018 pasal 6 bahwa daftar calon wajib memuat keterwakilan perempuan sedikitnya 30 persen.

Untuk memenuhi aturan tersebut, digelar berbagai kegiatan untuk mendongkrak angka keterwakilan perempuan. Salah satunya melalui workshop yang diikuti oleh puluhan calon legislatif perempuan Kota Magelang dari 16 partai, di Kebon Sumilir, kemarin.

Windarti mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang mengambil tema ‘Peningkatan Kapasitas Caleg Perempuan Menghadapi Pemilu Serentak 2019’ tersebut. Dia pun memotivasi untuk penguatan caleg perempuan.

‘’Ibu ibu punya peluang lebih besar melalui dawis, arisan, bank sampah, posyandu dan berbagai komunitas. Disamping itu, juga kalangan muda generasi melinial, kesempatan sangat terbuka besar,’’ ujarnya.

Menurut Windarti, cara peningkatan kapasitas calon legislatif untuk berpolitik bisa dari berbagai hal. Di antaranya dengan mengikuti workshop semacam ini dan bisa belajar secara kontinyu melalui internet.

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Magelang, Endang Sri Rahayu mengemukakan, masa kampanye Pileg saat ini sudah memasuki bulan ketiga. Karena telah dimulai sejak tanggal 23 September 2018 lalu.

‘’Namun sampai saat ini masih belum banyak dijumpai caleg-caleg perempuan Kota Magelang yang berkampanye dengan alat peraga kampanye (APK),’’ ungkapnya.

Dia menjelaskan, kampanye caleg dilakukan melalui pertemuan dengan warga, bertatap muka, memasang baliho sebagainya.

‘’Memasang baliho atau spanduk akan lebih efektif bagi caleg-caleg perempuan dengan performa terbatas untuk memperlihatkan potensi diri,’’ tandasnya. (Suarabaru.id/dh)