blank
Grace Rose Mary Y : pelajar SMA Kolese Loyola (XI E/09)

Kehadiran Generasi Milenial dalam Pemilu 2019

(Grace Rose Mary Y)

MASYARAKAT Indonesia kini sudah tak asing lagi dengan Pemilu serentak 2019 yang hendak diselenggarakan pada 17 April 2019 mendatang. Tidak hanya untuk memilih presiden dan wakil presiden, tetapi juga memilih anggota legislatifnya serta Dewwan Perwakilan Rakyat (DPD).

Pada pemilu kali ini, sekitar 40% dari jumlah pemilih adalah para anak muda generasi milenial (usia 17-35 tahun). Itu artinya, mereka lah yang memegang peranan penting dalam pesta demokrasi 2019 mendatang ini. Sehingga wajah pemimpin-pemimpin baru di Indonesia ada di tangan mereka.

Ada banyak perbedaan antara anak muda zaman dahulu dengan zaman sekarang. Generasi Milenial saat ini, sangat erat berhubungannya dengan kemajuannya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi terutama dalam penggunaan sosial media. Sehingga tak dapat dipungkiri internet dan smartphone menjadi kebutuhan pokok pada zaman ini.

Anak muda kini memiliki idealisme atau pemikiran nya sendiri, yang mereka dapat dari apa yang mereka lihat sehari-hari.  Dari banyaknya informasi dari ranah politik negeri ini, seringkali anak muda menganggap politik sebagai hal yang ‘rumit’.

Tak heran, banyak anak muda yang enggan ikut campur atau mengetahui hal-hal yang berbau politik, termasuk pemilu. Sangat disayangkan bila masih banyak anak muda yang cuek dan tidak ambil bagian dalam pesta demokrasi ini karena hal ini dianggap tidak begitu penting.

Banyak asumsi bahwa siapapun yang mereka pilih, Indonesia akan tetap begini-begini saja.Maka kebanyakan dari mereka memilih calon pemimpin atau wakil rakyat berdasarkan kata orang lain atau isu yang beredar, atau bahkan memilih untuk golput.

Padahal diadakannya pemilu setiap lima tahun sekali ini, bertujuan untuk memberi kesempatan pada masyarakat mengevaluasi pemimpin atau wakil rakyat yang lama, bisa bekerja sesuai dengan apa yang kita harapkan atau tidak, serta menjadi patokan masyarakat untuk memilih pemimpin yang baru. Maka penting bagi kita masyarakat Indonesia untuk mengetahui latar belakang, kemampuan, perilaku dan segala informasi mengenai calon pemimpin kita.

Tikus Berdasi

Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya banyak pemimpin serta wakil rakyat yang telah tertangkap basah melakukan korupsi. Hal tersebut tentu membuat banyak kerugian bagi negarakarena pejabat yang kaya semakin kaya, sedangkan rakyat yang miskin semakin miskin.

Sudah sejak lama hal ini terus-menerus terjadi. Maka dari itu, perlu sebuah langkah untuk memperkecil celah bagi tikus-tikus berdasi melakukan korupsi, yaitu para generasi muda membantu menempatkan pemimpin dan wakil rakyat yang layak berada dalam pemerintahan, melalui pemilu nanti.

Selain masalah tersebut, masih banyak generasi muda yang tidak menggunakan rasionalitas atau akal sehat dalam berpolitik, salah satu contohnya adalah banyaknya berita hoaks dan ujaran kebencian yang disebarkan oleh banyak orang. Banyak juga dari anak muda yang dengan mudahnya terpengaruhi atau terhasut oleh berita hoaks tersebut, kemudian saling menjatuhkan satu sama lain.

Secara tidak langsung sudah banyak kampanye hitam yang terjadi di Indonesia. Sudah seharusnya generasi muda sekarang menggunakan akal sehatnya atau rasionalitas dalam berpolitik dengan menggunakan media social secara bijak.

Penting bagi kita semua untuk tidak menelan mentah-mentah berita yang kita terima dan memastikan kebenarannya sebelum disebarkan ke orang lain.

Jadi, dari pemilu 2019 mendatang, harapannya para anak muda generasi milenial menggunakan akal sehatnya dalam memilih calon presiden, dan wakil presiden serta wakil rakyatnya yang pantas untuk dipilih. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama hadir di TPS, dan sukseskan pemilu dan pilpres 2019.

Wajah pemimpin di masa depan merupakan cerminan diri kita generasi muda di masa sekarang (suarabaru.id/Grace Rose Mary Y : SMA Kolese Loyola (XI E/09)