blank
Menyongsong pemberian pelayanan Rastel melalui BPNT, digelar rapat koordinasi sinkronisasi di pendapa Kabupaten Wonogiri. Rakor dipimpin langsung Bupati Joko Sutopo didampingi Wakil Bupati Edy Santosa bersama Sekda, Asisten Sekda, dan Kepala Dinsos.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Untuk pertamaklinya mulai pekan depan, penyaluran beras untuk warga miskin (Raskin) atau beras sejahtera (Rastra) di Kabupaten Wonogiri, akan dihentikan. Gantinya, akan mulai dilakukan penyaluran beras dan telor (Rastel) sebagai wujud Bantuan Pangan Non-Tunai (BNPT) kepada warga miskin, yang pembagiannya melalui kartu elektronik gesek, sebagai sarana mendapatkan jatah Rastel. Pelayanan penyalurannya melalui Elektronik Warung (E-Warung), yang telah disiapkan di masing-masing desa dan kelurahan.

Pemkab Wonogiri melalui Dinas Sosial (Dinsos) bersama instansi terkait, telah menyiapkan sebanyak 303 lokasi E-Warung yang tersebar di 294 desa/kelurahan di 25 kecamatan, yang telah direkomendasikan siap memberikan pelayanan BNPT. ”Penerima BNPT di Kabupaten Wonogiri, jumlahnya sama dengan penerima Rastra. Yakni sebanyak 74.740 Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” tegas Kepala Dinsos Kabupaten Wonogiri, Suwartono.

Realisasi penyaluran Rastel BNPT melalui sebanyak 303 E-Warung ini, untuk pertamakali akan mulai dilakukan Senin (26/11) mendatang. Penunjukkan terhadap sebanyak 303 E-Warung tersebut, dikerjasamakan dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan telah mendapatkan rekomendasi dari masing-masing Kepala Desa (Kades) dan Lurah se Kabupaten Wonogiri, serta telah dinyatakan lolos verifikasi.

Masing-masing KPM, akan dibagikan selembar kartu elektronik gesek, untuk mendapatkan jatah beras sebanyak 7,5 Kg dan telor 1 Kg per bulannya. ”Bagi masing-masing KPM tidak perlu menyediakan uang tebusan sebagaimana ketika dulu akan mendapatkan Rastra, tapi cukup menggesekkan kartu eleroniknya di E-Warung yang melayaninya,” jelas Kepala Dinsos Kabupaten Wonogiri, Suwartono.

Pemberian jatah telor, diharapkan dapat untuk sekaligus menunjang perbaikan gizi para KPM. Selama ini, mereka hanya menerima jatah beras dari Bulog dengan membayar harga tebus Rp 1.600,-/Kg untuk mendapatkan beras yang memiliki Harga Pembayaran Beras (HPB) dari Perum Bulog Rp 8.047,69 per Kg-nya. Bagi masing-masing KPM atau Rumah Tangga Sasaran (RTS), per bulannya menerima jatah Rastra sebanyak 15 Kg.

Mulai pekan depan, sistem yang selama ini telah berjalan tersebut, akan mulai digantikan dengan sistem BPNT, yakni memberikan jatah beras dan telor melalui E-Warung terdekat yang ada di tingkat desa dan kelurahan. Setiap desa/kelurahan rata-rata memiliki satu E-Warung, namun khusus desa yang wilayahnya luas, E-Warung-nya lebih dari satu. Ini untuk memberikan kemudahan pelayanan bagi KPM penerima BPNT.

Untuk pengadaan Rastel, dikerjasamakan dengan pihak suplaiyer. Guna mempersiapkan sistem bergantinya penyaluran Rastra ke BNPT melalui E-Warung, Bupati Wonogiri Joko Sutopo, memimpin langsung rapat koordinasi (Rakor) untuk membahas sinkronisasi pola pelayanan dan distribusinya. Rapat diikuti pula Wakil Bupati Edy Santosa, Sekda Suharno dan Asisten Sekda Edi Sutopo, bersama para camat se Kabupaten Wonogiri, dan pimpinan dinas serta instansi terkait.(suarabaru.id/bp)