blank
Petugas Polsekta Wonogiri Kota Polres Wonogiri, datang ke lokasi untuk menangani kasus gantung diri yang dilakukan oleh Eko Priyono, memakai tali rafia di emperan rumahnya.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Dua orang warga Kabupaten Wonogiri, dalam kurun waktu sehari, yakni Rabu (21/11), ditemukan tewas karena gantung diri di dua lokasi terpisah. Korban tewas gantung diri yang pertama, dilakukan Nenek Warijem (70) penduduk Lingkungan Duren, Kelurahan Ngarjosari, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Kemudian korban kedua, Eko Priyono (57) warga Lingkungan Pokoh, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri.

Kapolres Wonogiri AKBP Robertho Pardede melalui Kasubag Humas Polres Kompol Hariyanto, menyatakan, dua kasus tewas gantung diri tersebut telah dilaporkan oleh Kapolsek Tirtomoyo AKP Sarno dan Kapolsekta Wonogiri Kota AKP Budiyono. Nenek Warijem, warga Dusun Duren RT 1/RW 7, Kelurahan Ngarjosari, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, Rabu dinihari (21/11) pukul 02.00, ditemukan tewas gantung diri di pohon Cengkih yang tumbuh di pekarangan samping rumahnya. Kemudian Eko Priyono, tewas gantung diri di emperan sisi samping rumahnya.

Pemicu gantung diri, masih dalam penyelidikan petugas. Tapi pada diri Nenek Warijem, diduga karena putus asa terkait dengan derita sakitnya menahun yang tak kunjung sembuh, meski telah diobatkan kemana-mana. Oleh pihak keluarganya diinformasukan, bahwa korban sudah sekitar 6 tahun belakangan ini menderita sakit stroke. Personel Polsek Tirtomoyo bersama tim medis dari Puskesmas dibantu petugas Koramil setempat dan pamong desa, telah melakukan penanganan di rumah korban. Ada petunjuk, korban dengan bantuan kursi, telah mengikatkan ujung kain selendangnya ke dahan pohon Cengkih, sebagai sarana gantung diri.

Tragedi maut gantung diri ini, baru dilaporkan setelah korban terlanjur disucikan. Kapolsek Tirtomoyo AKP Sarno, datang ke rumah korban bersama Kanit Binmas Aiptu Akhadiyanto, Kepala SPKT Aiptu M Muzamin, dan Kanit Reskrim Aiptu Joko Haryono, serta Camat Tirtomoyo, Kuswarno bersama personel dari Koramil setempat. Datang pula untuk ikut melakukan pemeriksaan, tim medis yang dipimpin dokter Rahmawati. Hasil pemeriksaan, disimpulkan bahwa korban tewas karena bunuh diri dengan cara gantung diri. Bersama itu, polisi juga meminta keterangan dari Saksi Ny Warti (45) yang juga anak kandung korban, dan tetangganya bernama Triwinardi (45).

Dari Kecamatan Wonogiri Kota, Kapolsekta AKP Budiyono, melaporkan, korban tewas gantung diri Eko Priyono, diketahui Rabu siang (21/11) pukul 11.30. Korban, adalah pria kelahiran Surakarta 29 Mei 1961, status bekerja sebagai karyawan swasta, dengan alamat Lingkungan Pokoh RT 2/RW 1, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Tragedi gantung diri ini, diketahui oleh istri korban, Ny Purwanti Eko Priyono (53). Sepulang dari pasar, istri korban berusaha mencari suaminya, dan betapa kagetnya karena menemukan Eko Priyono gantung diri di emperan samping rumah, memakai tali rafia yang ujungnya diikatkan pada kayu usuk. Korban selama ini bekerja sebagai sopir langsir bus malam, yang belakangan ini merasa resah karena status sopir langsir dihapuskan oleh pihak perusahaannya.

Menemukan suaminya gantung diri, Ny Purwanti, berteriak-teriak histeris meminta pertolongan, dan datanglah tetangga korban, Sutamin (78), bersama anak korban Dany Eko Purnomo. Bersama para tetangga, diberikan bantuan untuk segera melarikan korban ke rumah sakit, namun nyawa korban gagal diselamatkan.(suarabaru.id/bp)