blank
PENINGKATAN : Mensesneg RI Prof. Dr. Pratikno, tampak serius menyaksikan penandatanganan program peningkatan pembangunan di wilayah berbatasan Wiranegoro. Foto : Ist/Wahono

BLORA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prof. Dr. Pratikno, menyambut positif program peningkatan pembangunan di wilayah berbatasan Jatim-Jateng yang dituangkan dalam MoU tiga bupati.

Ketiga bupati yang meneken nota kesepahaman atau momorandum of understanding (MoU), masing-masing Bupati Blora H. Djoko Nugroho, Bupati Bojonegoro Hj. Anna Muawanah, dan Bupati Ngawi H. Budi Sulistyono.

“MoU itu dinamai kesepahaman Wiranegoro, artinya Ngawi-Blora-Bojonegoro,” jelas Kabag Humas dan Protokol Setda Blora, Haryanto, Selasa (20/11).

Menurutnya, MoU tersebut kebetulan cocok dengan program kerja pasangan Bupati H. Djoko Nugroho dan Wakil Bupati H. Arief Rohman, memajukan Blora Selatan, kawasan yang dinilainya masih tertinggal dan miskin.

Sedangkan Bojonegoro dan Ngawi, Jatim, wilayahnya berbatasan langsung dengan Blora, dalam pertemuan itu disepakati bersama-sama membangun perbatasan.

Haryanto menambahkan, MoU dilaksanakan di pendapa Kabupaten Bojonegoro pada Senin, 19 November 2018, disaksikan Mensesneg RI, Pratikno.

Jalan Tembus  

Sebelumnya, Bupati Blora berharap adanya penandatanganan kesepakatan yang dilatarbelakangi kesadaran bersama untuk pembangunan wilayah perbatasan.

“Komitmen ini, nantinya akan membuka akses masyarakat di desa-desa perbatasan bisa semakin bagus, tidak kalah dengan pusat kabupaten,” kata Haryanto.

Dari perteuan tiga bupati itu, juga disepakati pembangunan jembatan Bengawan Solo baru, penghubung Kradenan-Ngraho (Blora-Bojonegoro) agar bisa segera terelaisasi.

Selain jembatan, juga pembangunan jalan tembus Randublatung-Ngawi melalui Getas-Banjarejo-Pitu, agar fisik jalan buruk dan kantong kemiskinan di kawasan itu berkembang baik.

Bupati Bojonegoro Hj. Anna Muawanah, dan Bupati Ngawi H. Budi Sulistyono, menyambut baik upaya pembangunan di kawasan pinggiran, rencananya dimulai bersama antara Pemkab Blora dengan Bojonegoro.

Atas terselenggaranya MoU tersebut, Mensesneg Pratikno mengapresiasi dan bangga atas langkah ketiga bupati yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan masyarakat, kata Haryanto lagi.

Menurut Mensesneg, membangun perbatasan rupanya tidak hanya dari Papua maupun Sabang,  daerah perbatasan antarkabupaten juga harus diperhatikan para kepala daerah.

“Wironegoro telah memulainya. Ini langkah bagus, bisa menjadi contoh daerah lain,” kata Mensesneg Pratikno dikutip Kabag Humas dan Protokal Setda Blora, Haryanto.(suarabaru.id/wahono)