blank
Ketua PD Muhamadiyah Wonogiri, Kusman Toha (kedua dari kanan) berjabat tangan dengan Kepala Dinas Pertanian Wonogiri, Safuan (kiri), yang telah memberikan tanah wakaf kepada Muhamadiyah.(suarabaru.id/bp)

WONOGIRI – Puncak peringatan milad Ke 106 Muhmadiyah di Kabupaten Wonogiri, Minggu (18/11), ditandai dengan peresmian Rumah Sakit Pusat Kesehatan Umum (RS-PKU) Mumahadiyah Wonogiri yang terletak di Lingkungan Sanggrahan, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan dan Kabupaten Wonogiri. Bersamaan itu, juga dilakukan penyerahan 10 bidang tanah wakaf dan hibah, dari 10 anggota kepada Muhadiyah untuk mendukung kepentingan dakwah.

Peresmiannya dilakukan oleh Pengurus Pusat (PP) Muhamadiyah, dokter Agus Taufikrohman SPs MKes, ditandai dengan pemotongan pita yang melintang di gerbang utama RS PKU Muhamadiyah Wonogiri. Ini dilakukan setelah memberikan tausiyah kepada ratusan hadirin. Ikut memberikan sambutan, Gubernur Jateng yang diwakili Kepala Biro Kesra Provinsi Jateng, Gunawan, dan Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhamadiyah Jateng, Dr Taufik MAg, yang sekaligus memberikan tausyiah, serta Ketua Pengurus Daerah (PD) Muhamadiyah Wonogiri, Kusman Toha.

Acara peresmian, diawali dengan penyerahan tanah wakaf dan hibah yang disampaikan oleh 10 anggota Muhamadiyah. Penyerahan tanah wakaf dan hibah dengan total luas 19.569 Meter Persegi (M2) ini, diterimakan oleh masing-masing pemilik atau ahli warisnya, langsung kepada PP Muhamadiyah, Marpuji Ali, yang kemudian diserahkan kepada Ketua PD Muhamadiyah Wonogiri, Kusman Toha. ”Perlu saya ingatkan, meskipun wakaf dan hibah ini diserahkan kepada Muhamadiyah, tapi Muhamadiyah jangan pernah merasa memilikinya, karena hanya terbatas sebagai pihak yang berwenang mengelolanya saja,” tegas Marpudji Ali.

Kesepuluh anggota Muhamadiyah yang peduli memberikan wakaf dan hibah atas pemilikan tanahnya ini, terdiri atas keluarga almarhum Notaris Budi Hartoyo, yakni tanah dan bangunan seluas 642 M2 di utara SMA Negeri 1 Wonogiri, dari Ir Purwanto Jakarta berupa tanah seluas 4.205 M2 di Kecamatan Selogiri, dari Riyanto berupa tanah hutan jati seluas 3 ribu M2 di Kecamatan Slogohimo. Berikut dari dokter Joko tanah seluas 8.345 M2 di Kecamatan Ngadirojo, untuk pembangunan Pondok Pesantren dan rumah Ustadz di Desa Mlokomanis Wetan, plus bantuan dana rutin per bulan Rp 30 juta.

Kemudian dari Mustamir berupa tanah seluas 360 M2 di Kecamatan Jatisrono untuk pembangunan Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiah. Dari Ny Legiyem di Kecamatan Purwantoro tanah seluas 168 M2, dari Drs Sudirman Mq tanah seluas 340 M2. Selanjutnya dari H Riyanto berupa tanah seluas 2.935 M2 di Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, dari Ir Safuan berupa tanah seluas 1.200 M2 di Kecamatan Slogohimo, dari H Sumarno tanah seluas 530 M2 di Dusun Klemut Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri Kota, dan dari keluarga almarhum Musa BA tanah seluas 1.134 M2 yang dipakai untuk perluasan pembangunan RS PKU Muhamadiyah Wonogiri.

Selaku PP Muhamadiyah, Marpudji Ali, mengucapkan terima kasih kepada para pewakaf, dan berdoa semoga ini menjadi amal jariyah. ”Mudah-mudahan pemberian wakaf dan hibah seperti ini, dapat berkembang pula di berbagai tempat,” ujarnya sembari menyebutkan pihaknya juga baru saja menerima tanah wakaf seluas 5 Ha dari seorang mualaf di Timika Provinsi Papua. Kepada jajaran pengurus Muhamadiyah, diserukan untuk dapat melaksanakan amanah yang sangat mulia ini.

Ketua PD Muhamadiyah Wonogiri, Kusman Toha, menyatakan, pembangunan RS PKU Muhamadiyah Wonogiri menelan dana Rp 12 miliar. Setelah peresmian, pengelolaannya langsung diterimakan kepada dokter Dwi Handoyo MM, mantan Direktur RSUD Wonogiri, untuk menjadi direkturnya.
Ketua PW Muhamadiyah Provinsi Jateng, Tafsir, menyatakan, lazimnya sebelum Rumah Sakit (RS) biasanya diawali dengan klinik. ”Tapi di Wonogiri ini, langsung rumah sakit,” jelasnya. Terkait ini, Tafsir, mengingatkan, agar pengelolaannya dapat dilakukan sercara berusungguh-sungguh. ”Supaya kasus RS Muhamadiyah Bobotsari di Purbalingga, yang kolap setelah diresmikan dan mangkrak 11 tahun, serta mengalami nasib turun kelas dari RS menjadi klinik, tidak terulang di Wonogiri,” ujarnya.

Gubernur Jateng melalui Kepala Biro Kesra, Gunawan, berpesan, agar sebagai rumah sakit dapat memberikan pelayanan kepada siapa pun yang memerlukannya, dengan berwawasan kebangsaan. Jangan sampai ada perbedaan perlakuan pelayanan, termasuk kepada warga miskin. Berikan pelayanan yang efektif dan efisien, yang bermanfaat bagi masyarakat luas, dan kelak mampu menjadi rumah sakit rujukan.(SMNet.Com/bp)